Tuesday, October 28, 2014

Cinta Negara



Setiap 17 Agustus saat SD hingga SMA,ada kewajiban ikut upacara .Apalagi siswa klas 1 SMP/SMA, wajib ikut upacara di lapangan.Guru tanamkan pengertian bahwa itu semua untuk menumbuhkan kecintaan kepada negara kita.
Belakangan ada pencerahan.Cinta Negara bisa ditunjukkan dengan banyak cara,oleh siapa saja.Tak sebatas upacara,yang bermobil dinas, ataupun yang berkantor di gedung pemerintah.Ternyata,awam bisa lakukan tak kalah kadarnya. Peraih prestasi olahraga  mengharumkan negara. Guru,sang Pahlawan tanpa tanda jasa. Predikat Pahlawan Devisa untuk TKI/TKW.Pelestari Kuliner Nusantara yang terus merangsek maju meski kuliner asing diijinkan merajalela mengkudeta selera makan generasi muda. Pedagang,pengusaha terus pertahankan eksistensinya meski jadi langganan pungli.Tak peduli ramai atau sepi buka toko tepat waktu melayani kebutuhan masyarakat.Setidaknya ikut berkontribusi Rupiah berdaulat dinegara sendiri. Pelaku industry kreatif yang terus gigih bertarung agar ke arifan local ikut mengantar bangsa berjaya. Meski ironisnya untuk berkarya kreatifpun perlu minta ijin,mengurusnya korbankan waktu produktifnya demi menghadapi spirit“kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah”. Para petani (beras, garam,tebu dll),peternak ,terus bekerja meski diserbu komoditi sejenis yang selalu ada dalih untuk diimport. Masyarakat tetap memutar roda ekonomi sekuat asa dan tenaga,meski hanya bisa mengelus dada, trenyuh saksikan Indonesia yang dulu anggota OPEC(Negara pengeksport minyak)kini jadi negara pengimport minyak.Istilah Oil Boom berkonotasi ekstrim berbeda.Kenaikan harga minyak dunia tak lagi jadi berkah,melainkan jadi “musibah”. Masyarakat hanya bisa gigit jari,tapi tetap berkarya terbaik saat pemilikan perusahaan vital,telkom hingga perbankan  bisa dikuasai asing dan sah secara UU. Gombloh,IwanFals ,Franky(alm) Slank,Netral,Cokelat, lagu-lagunya membangkitkan patriotisme.Lagu yang lahir dari hati dan realita sehari-hari,bukan order petinggi.Pengrajin sepatu Cibaduyut terus bersaing dengan sepatu import, meski tahu negaranya dibuka lebar jadi pasar negara maju hanya demi predikat anggota G20.
Orang biasa tak lagi bisa dianggap pelengkap penderita,dipandang sebelah mata, hanya karena tak piawai pidato,tak terampil upacara dan tak berseragam penuh lencana. Realitanya banyak yang punya karya penuh spirit Cinta(bahkan Bela) Negara Indonesia . Acara Kick Andy, rutin dan tak ada habisnya tayangkan  orang biasa yang karyanya luar biasa. Hebatnya,karya mereka tak menunggu kucuran Anggaran Negara.Yang penyerapannya,(bukan mutu dan manfaatnya), dikaitan dengan kinerja.
 Proklamasi Malaysia 31-8-1957, Singapore 9-8-1965.Membandingkan  dengan kemajuan Negara tetangga ini bisa diprotes para elite”….mereka Negara kecillll.Indonesia?17 ribu pulau nak…Negaranya luasssss”.Tapi bagaimana kalau menengok kemajuan Republik Rakyat Tiongkok yang proklamasi 1 Oktober 1949. RRT penduduk terbanyak di dunia, luas wilayah ke-4  terbesar didunia
Kedepan, harus jernih.Siapakah yang lebih Merah-Putih.Rakyatnya atau wakilnya. Siapa yang lebih Hebat.Orang biasa atau Elitenya.Harus cermat.Mana yang Terhormat karena bela kepentingan rakyat,dan mana yang gila hormat. 69 tahun sudah usia kemerdekaan Indonesia.Saatnya elitenya berlomba dengan  orang biasa yang berswadaya-swasembada untuk ujudkan karya nyata yang berpihak ke bangsa Indonesia. Agar rakyat Indonesia segera Adil Makmur Sejahtera secara merata. Kita kan lebih “senior”  dari RRT dan Malaysia. Apalagi  Singapura.
Semarang ,28 Oktober - 2014
(Purnomo Iman Santoso-EI),
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home