Wednesday, March 10, 2010

Pengalaman Mengurus Paspor



Bila anak anak libur,saya sering ajak membayar pajak.Atau saat perpanjangan KTP, ke RT/RW,Kelurahan,Kecamatan.Tujuannya,memperkenalkan secara dini apa-apa yang akan juga mereka lakukan pada saat dewasa nanti.
Beberapa waktu yang lalu saya mendampingi mengurus paspor untuk kedua anak saya yang akan mengikuti seleksi program pertukaran pelajar.Reaksi anak saya melihat petugas imigrasi,”kok  tidak ramah  ya pa”.Saya jawab “mereka sibuk,permohonan paspor banyak”.Anak saya menjawab,”di BCA kan ramai,tapi tetap ramah-ramah”.
Saat jadwal foto,anak saya yang SMA, harus minta ijin sekolah.Diijinkan hingga “jam pelajaran ke 4/secepatnya”.Kami datang di kantor imigrasi pagi,ruangan masih tutup. Berdua dengan seorang ibu yang juga mengantar dua anaknya-juga siswa/i,kami datang paling awal.Sejenak kemudian,jam 7.30 ruang kantor dibuka.Ruangan masih kosong. Kamipun mengantri.Cukup lama,karena serombongan orang yang datang belakangan justru dilayani lebih dulu.Anak sayapun gelisah,mengingat ijin yang diberikan sekolah “secepatnya/sampai jam pelajaran ke 4” .Anak saya bertanya “lho kita kan datang paling pagi,kok tidak dipanggil-panggil pa”?. Yah ,komentar jujur , meluncur apa adanya.Anak saya akhirnya dipanggil masuk untuk foto dan wawancara sekitar jam 9.15,keluar dari kantor imigrasi sekitar jam 9.40 selanjutnya depan sekolah sekitar jam 10.00 lebih.
Mohon maaf,jangan keburu murka membaca reaksi anak saya.Ini reaksi jujur karena merasa sudah mengantri tertib sejak pagi.Dan kalau saya perhatikan,reaksi gelisah sebenarnya juga muncul dari orang dewasa sesama pengantri.
Setelah melalui perenungan,saya memberanikan diri menulis masukan dengan memilih kata yang diharapkan bisa mencerahkan.Saya tak bermaksud mencari-cari kesalahan.Bahkan juga tidak memasalahkan adanya pengurusan lewat biro jasa.Sangat dipahami,kesibukan setiap orang berbeda-beda. Sebagai warga yang punya waktu untuk urus sendiri sesuai anjuran  instansi ,sangat mendambakan pelayanan terbaik dari kantor imigrasi yang saya banggakan.Sebagai warga,ingin rasanya memberi usul yang sama sekali tidak bermaksud menggurui, sebagai berikut:
 Pertama:Banyaknya permohonan paspor,mestinya disyukuri.Ini menunjukkan mobilitas tinggi Warga Negara Indonesia di era globalisasi.Apalagi  banyak dari mereka generasi muda.Baik pengusaha,dosen,siswa,mahasiswa,hingga TKI-TKW.Mereka warga usia produktif,ujung tombak bangsa yang siap berkompetisi secara global (bukan jago kandang) .Potensi pahlawan devisa dalam pengertian bukan propaganda.
Kedua:Merespon  rasa syukur, yang paling bijak adalah memberikan service excellent/pelayanan prima dan standard waktu proses.Akan sangat bijak memberi loket dan jalur proses terpisah untuk biro jasa.Bisa dicontoh diperbankan.Ada  loket  dan proses tersendiri untuk prime customer.Prosedur tetap sama telitinya.Dengan demikian,standard waktu proses loket untuk warga yang urus sendiri tetap  sama lancarnya.
Ketiga:Penyegaran Budaya Kerja.Pasti banyak pemohon yang awam terhadap urusan birokrasi.Sebagai petugas yang terlatih, trampil dibidangnya,dituntut bisa memberi penjelasan  atas setiap pertanyaan dari pemohon. Jauhkan sikap tidak simpatik ataupun tanpa empati.Warga yang urus sendiri, juga warga yang patuh.Kalau pun ada pertanyaan yang dinilai “bodoh”, berulang-ulang/ “itu-itu” juga,jangan digebyah uyah seolah “membangkang”.Yakinlah,mayoritas karena keawaman. Tugas Bp/ibu imigrasi yang sudah piawai untuk memberi penjelasan dengan sabar,maklum, dan senyum.Dengan senyum tulus dijamin akan menyehatkan jiwa,menghilangkan stress diri,menjauhkan sakit penyakit.Yang urus sendiri juga  membayar tunai, sesuai ketentuan,tidak ngutang,apalagi gratis. Jadi haknya untuk pelayanan prima harus sama.Tanpa pelayanan prima dan simpatik,anjuran untuk mengurus sendiri hanya akan jadi slogan kosong.

Perlu diketahui bersama,salah satu parameter yang digunakan pemerintahan presiden SBY untuk mengukur kinerja 100 hari nya adalah mutu pelayanan pembuatan paspor.
Sekedar info:Kantor Samsat,Kantor Pajak, Kelurahan, Kecamatan sudah sangat banyak kemajuan dalam pelayanan  masyarakat. Demikian,semoga bermanfaat.
Semarang ,10 -3-2010

(Purnomo Iman Santoso-EI)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home