Tuesday, September 29, 2015

Tobat atau Kapok.



Sekian tahun lalu,sempat terdengar seruan Tobat Nasional. Istilah Tobat kalau direnungkan terkait dengan kesalahan yang membuat penyesalan yang sangat dalam dan berujung pada permohonan ampun Kepada Tuhan Yang Maha Esa.Begitu dalamnya penyesalan, sangat mungkin tak sadar air mata meleleh ditengah keheningan suasana dan kekhusukan saat relasi dan komunikasi intens , sejujurnya,tulus dengan Sang Maha Pencipta.Seruan Tobat Nasional meredup,tak terdengar lagi. Mungkin,karena kesannya,"upacara/seremonial/ikrar",ada tangisan (massal),dramatisasi testimoni didukung sound sistem yang bisa "menghipnotis" dan mengaduk emosi.Meski bisa sebagai pelepas emosi jiwa,tapi kadar spiritual,kesakralannya, malah pudar.Sehingga tak menyentuh sama sekali.Tak heran meski sempat ada seruan Tobat Nasional ,KPK justru semakin sering tangkap (tersangka) koruptor.Ironisnya para tersangka tak jarang tetap penuh senyum,kepala tegak dan lambaian tangan bak peraih medali emas olimpiade.Kejahatan extra ordinary hanya bisa dilakukan sistematis segelintir orang. Korbannya justru mayoritas bangsa Indonesia.Istilah Tobat Nasional terasa kurang tepat kalau akibat perbuatan segelintir penjahat extra ordinary,bangsa ini yang jadi korbannya tapi justru (seolah ) yang diminta berkontribusi untuk bertobat secara nasional.Lebih tepat para pelaku kejahatan extra ordinary dihukum seumur hidup dan kerja sosial ditempat umum area marginal .Diharapkan akan menyadarkan bahwa kejahatannya telah berdampak sosial buruk terpuruk secara luas.Kalau hukumannya bersifat pendek,dapat remisi,perlakuan khusus ,meski dikemas dengan dalih "bijak" HAM ,bagaimana mungkin kondisi istimewa ini akan melahirkan penyesalan dalam?apalagi bertobat.Malahan bisa masih merasa VVIP,merasa tak bersalah,santai makan di restoran.Atau tak sungkan menganggap hukuman yang diterima itu"cobaan dari Tuhan" Bukan kesetimpalan akibat kerakusan.Tobat ,ritual dan testimoninya bersifat sangat personal dan Vertikal sehingga sangat sakral.Begitu sakralnya, Tobat tak perlu tanda,atribut ataupun status,karena memang tak perlu dipamerkan.Begitu privatnya,sehingga tak perlu komunitas,tak perlu diorganisir oleh even organizer.Berbeda dengan Kapok.Silahkan uraikan arti Kapok berdasar pengalaman pribadi.Yang pasti ada istilah Kapok Lombok.
Semarang,29 September 2015
Purnomo Iman Santoso-EI,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home