Bulan
Agustus 2017 berlalu dengan berapa kebetulan.Awal bulan ada berita di sebuah
Tabloid Keuangan “Investor local kini dominasi pasar modal”.Disebutkan per 21
Juli 2017 porsi kepemilikan investor local di pasar modal sebesar
52,54%,sedangkan investor asing hanya 47,46%.Pas akhir bulan ada undangan
paparan pasar modal terkini yang diadakan sebuah bank besar.Inginnya menambah
wawasan,sayang karena situasi dilematis
akhirnya urung hadir.
Kilas Balik.
19
Oktober 1987 dikenal sebagai “Senin Hitam/BLACK MONDAY”.Saham2 di bursa dunia (Wallstreet
hingga Tokyo) mengalami penurunan harga tajam.Di Tokyo, 30 Perusahaan terkemuka
yang masuk dalam Indeks Nikkei Stock Average harganya ambles 14,9 %.Penyebabnya
ada berbagai pandangan,dari deficit anggaran di AS hingga disebutkan karena“kebodohan
investor sendiri”. Crash Saham tahun 1987,dampaknya belum terasa di Indonesia
karena pasar modal Indonesia belum terbuka. Tanggal 30 Desember 1988 ada tulisan
di sebuah harian terkemuka tentang terbongkarnya skandal,mungkin yang terbesar
dalam sejarah modern jepang, yang melibatkan dari pejabat,politisi hingga
wartawan.Kasusnya, sebuah grup perusahaan Recruit Co memberi fasilitas pada
tokoh tertentu untuk membeli saham anak perusahaan Recruit Co yang bergerak di
bidang Real Estate.Untuk pembelian
saham ini para investor bisa mencari pinjaman modal pada First Finance,bank
yang berafiliasi dengan Recruit Co.Modusnya penyuapan pada elite kekuasaan
berujung skandal saham yang melibatkan Bisnis dan Politik.Dikisahkan PM Jepang Noboru
Takeshita segera merombak kabinetnya demi atasi skandal yang berpotensi rugikan
para investor.
Thn
2007(kembali) terjadi Crash Saham.Berawal akhir februari 2007 Indeks Dow Jones
turun cukup tajam akibat pernyataan mantan Gubernur Bank Sentral Amerika
Serikat(The Federal Reserve Bank) Alan Greenspan,yang menyadarkan pasar adanya
ancaman perlambatan ekonomi di negara tersebut.Rontoklah bursa di seluruh dunia
pada Senin 22 Oktober 2007 yang
dikenal dengan BLACK MONDAY part II. Semua indeks harga saham anjlok,termasuk
di Indonesia/IHSG karena pelaku pasar pesimistis terhadap prospek ekonomi
Amerika Serikat.Ini terjadi karena macetnya
kredit beresiko tinggi sector perumahan
di Amerika,dikenal dengan subprime
mortgage.
Mengingat
crash saham yang terjadi sering berpotensi merugikan investor kebanyakan
,sebaiknya tidak hanya prospek dari keuntungan saja yang perlu disosialisasikan/dipaparkan.Tapi
peringatan dini (early warning signal)
akan terjadinya (gejala) krisis/Crash juga perlu diedukasikan.Disamping untuk perlindungan
(calon)Investor local,juga untuk proses pendewasaan dengan menumbuhkan semacam
“antibody” dan “shock breaker”/peredam kejut bagi para investor local exist agar
tidak mudah panik sehingga terhindar dari pengambilan keputusan (selling/buying) yang merugikan.Dengan demikian,
semoga trend positif Investor local yang mulai mendominasi pasar modal
Indonesia terus berlanjut.
Semarang,7 September 2017
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home