Saturday, June 01, 2019

Intangible Legacy ( Part 2 )

 Hari Sabtu 25 Mei 2019 jelang tengah hari.

Tak sengaja sebetulnya, mendengar istri berbincang serius via ph nya.Ternyata,berbincang dengan kakak sepupunya.Yang menjadikan saya terpanggil untuk "menguping" karena topiknya tentang ada seseorang akan membayar hutang ke ayah kakak sepupunya.Menjadi tidak biasa karena ayah saudara sepupunya(kakak dari ayah istri saya) sudah berpulang tahun 1971....awalnya saya hitung 40 thn lalu.....ternyata salah....sudah 48  tahun lalu (sudah berpulang hampir setengah abad yang lalu).

Penasaran ,saya coba ingin tahu .

Seorang Bapak sudah sepuh sedang mengobrol di tetangga(masih family istri) di toko seberang jalan.
Saya pun ,tanpa sepengetahuan tuan rumah dan tamunya yang sedang asyik ngobrol,dengan minta ijin karyawannya,masuk keruang Tamu ( terpisah dengan tokonya)

Selang beberapa saat tuan rumah masuk sambil membawa amplop putih.

Kemudian  cerita terkait tamu dan amplop putih tersebut.

Jadi bapak sepuh tersebut ,sekitar 65-70 thn ,mencari sebuah alamat untuk memenuhi pesan ibunya yang sudah berpulang tahun 2002.Pesan dan amanat sebelum sang ibu berpulang adalah bahwa beliau pernah dibantu oleh kenalan baiknya(kebetulan kakak ayah istri saya) dan berpesan kepada anak sulungnya(Bapak sepuh diatas) bahwa itu sebagai hutang yang harus dilunasi.


Amanat pesan sang ibu terus diingatnya.
 
Dan hari Sabtu 25 Mei 2019 ,sang anak sulung,menelusuri jalan Kolonel Sugiono Kebumen-mencoba  menemui keluarga yang telah membantunya, untuk menunaikan pesan alm ibunya , mengembalikan uang yang dipinjamnya.
 
Ternyata rumah dari keluarga yang dimaksud sudah berganti Pemilik .Di informasikan oleh pemilik baru bahwa  tahun 1996 (tinggal istrinya) telah pindah ke Jakarta .Sedangkan sang suami telah berpulang tahun 1971.
 
 
 
Oleh penghuni baru ditunjukkan kesalah satu kerabat yang berdomisili di Jl.Pahlawan,kebumen,tidak terlalu jauh dari rumah semula.
Lalu,sang bapak tsb ,menuju ke alamat yang ditunjukkan, setelah bertanya-tepatnya mengecek (apakah betul masih family dekat dengan yang membantu  keluarganya),setelah betul,akhirnya menyampaikan maksudnya untuk membayar "hutang" dari alm ibunya. Diberikan amplop putih ,di dalamnya ada uang tunai Rp. 1.000.000,--(satu juta rupiah)
 

 
Kerabat minta bantuan istri saya untuk menghubungi keluarga yang dimaksud sang Bapak.Dan  akhirnya berhasil menghubungi Anaknya ( yg kebetulan 
kakak sepupu) menyampaikan pesan  tsb diatas.
Sang anak merasa tidak kenal (dimaklumi juga, thn 1965 masih kecil dan memang tidak tahu menahu...antar orangtua) dan minta disampaikan bahwa  "tidak usah, sudah ikhlas" .

Mendengar jawaban ini sang Bapak tadi tidak setuju."Namanya "hutang " ya harus membayar/melunasi.Ini sudah dipesankan / diwanti-wanti /diamanahkan orang tua saya"

Ada sedikit pertanyaan terkait uang pelunasan sejumlah Rp. 1 juta.Konon diperkirakan saat dibantu  +/- thn 1965.Masa sih pinjamanya Rp. 1 juta ?  kan besar sekali

Sang Bapak pun berujar.Bahwa nilai Rp. 1 juta masih tidak berarti dibanding bantuan yang diterima dulu.Beliau bilang jaman thn 1965 harga emas berapa? sekarang? dst dst....argumen yang sangat cerdas

Akhirnya uang tersebut diterima dan melalui istri saya ditransfer ke kakak sepupunya.Bapak tadi dimintai alamat karena sepupu istri saya akan menulis surat langsung.Kebetulan beliau  tidak punya no hp...
 
Benar-benar kisah gotong royong ,saling tolong sesama yang tak bersekat.
Luar biasanya ,yang memberi hutang sudah berpulang 48 thn yang lalu(thn 1971).Yang dibantu sudah berpulang 17 thn yang lalu (thn 2002) .Awal itu semua tejadi,thn 1965(54 thn lalu).Dan anaknya (sang Bapak yang juga sudah sepuh) tetap memenuhi pesan alm ibunya tahun 2019(17 tahun sesudah sang ibu berpulang) .Keteladanan yang luar biasa dan nyata .Suatu Warisan nilai-nilai yang luar biasa,(tidak dapat dinilai dengan uang).Benar2, INTANGIBLE LEGACY
 
Disatu pihak kisah saling tolong sesama tanpa pamrih yang tak bersekat.Sementara di pihak yang dibantu memaknai sebagai "hutang" dan  berkomitmen bahwa yang namanya "hutang" harus dibayar lunas dengan  menepati janji meski melalui anaknya .Warisan tentang semangat bergotong royong,saling tolong sesama yang tak bersekat.Dan Warisan tentang komitment tanpa batas untuk menepati janji.Termasuk janji sang anak mewujudkan amanah sang ibu yang sudah alm..Dan komitmen terwujud meski takdir mengharuskan lakon dimana para pihak yang membantu dan dibantu sama-sama sudah tak ada di dunia ini .LUAR BIASA!!!  

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home