Bermula Energi datang tiba2,tak
dinyana-nyana dan entah darimana..
dengan kecepatan cahaya diruang hampa…..
mengawali keberadaan dan eksistensinya...
Aktifitas tinggi, putaran cepat
sang waktu, tak serta merta memudarkannya... busettt….
Tak sadar,energi itu terusss meninggalkan jejak
jejaknya .
Awalnya diabaikan dan diremehkan. Seberkas cahaya,tak berarti
apa-apa sekalipun dibanding temaramnya cahaya bulan sabit.
Namun energi itu ...
Pelahan tapi pasti ,mendesakkan diri. Meninggalkan jejak jejak .
Energi ini ...
Bak jejak badak jawa dan harimau sumatra.
Tak disembarang tempat ... Tak
kemana-mana. Tapi terus bergerak di area penggembaraannya,
Jejak itu dalam,khas
dan lama-lama sangat nyata.
Energi itu... Ternyata melintas dengan sangat
bertenaga . Pelan tapi pasti mendesaak kuat.
Tekanannya memang tak serta merta.
Tapi, meninggalkan bekas yang dalam.
Ditolak,dada terasa sesak; Dilawan,perih
menusuk nusuk ulu hati; Berontak lambung disayat nyeri. Dibiarkan?ada khawatir
jejak menimbulkan luka .
Kekawatiran yang berlebihan sebenarnya.
Karena energi
itu seterusnya dan sepertinya tak sembarang melintas.
Sudah diatur dan
digerakkan tata surya dan alam semesta.
Melintas dengan presisi dan akurasi
tinggi.
Semua itu rahasia sang Maha Pencipta.
Energi itu bergerak dalam areanya.
Sejujurnya, sebagai debu tak mampu mengingkari,menyangkal dan merubah
arahnya,apalagi menghapus jejaknya.
Semakin mengingkari,menyangkal,hanya akan
merusak keseimbangan yang akan mengacaukan keselarasan soul-body-mind.
Hanya akan merubah energy(positif) menjadi
emosi (energy) negative.
Inikah
yang dimaksud Tuhan menguji tak melebihi kemampuan umatnya?
Tampaknya..... batas
kemampuan itu ada dalam bentuk saat ketidak mampuan menghapus jejak sang energy
yg datang tiba-tiba dan entah dari mana.
Batas kemampuan juga saat munculnya upaya
berdamai dengan diri menyelaraskan dengan keberadaanya dan Jujur pada hati nurani...
Energi itu kata
Einstein Kekal adanya. Saatnya nanti, bermakna indah pada satu ruang dan waktu