Friday, January 20, 2017

PANTJASILA



Hari Sabtu pertengahan November tahun 2015,bernostalgia, mampir ke warung tahu gecot belakang klenteng Banyumas. Rasa kuah khasnya,Pedasnya,rasa bawang putihnya, masih mantab,ngangeni. Membuat hidung mampet jadi plong.Ibu penjual sekarang dibantu anaknya.Saat mau beranjak,tak sengaja mata melihat "sesuatu" didinding rumah belakang warung.Ada tulisan PANTJASILA (masih ejaan lama) tercetak di lembar seng,ditempel di dinding. Surprise!Jadi ingat masa lalu rumah-rumah  menempelkan Pancasila/Pantjasila.Ada yang dicetak di seng,ada juga yang di kertas tebal. Ditempel didinding,di toko/warung,ruang tamu , pada lokasi yang baik dan mudah dilihat siapa saja.
SD-SMP ada Pelajaran Kewarganegaraan/civic;SMA ada PMP(Pendidikan Moral Pancasila);Filsafat Pancasila-Kewiraan di Perguruan Tinggi ,menjadi mata pelajaran/mata kuliah wajib dan penting.Bila nilainya merah,Tidak naik kelas(SD,SMP,SMA).Bila tidak lulus,tidak bisa Wisuda (Perguruan Tinggi).Masa kuliah,Filsafat Pancasila yang mengajar (bahkan) Rektor.Ada juga mata kuliah Kewiraan dosennya berpangkat Kolonel.
Dimasa itu khusus warga keturunan(istilah saat itu) wajib mempunyai SBKRI(Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia).Awalnya pemohon harus ke Pengadilan Negeri(belakangan di Sekretariat Negara/Sekneg).Cerita orangtua dulu di Pengadilan Negeri pemohon ditanya Pancasila,harus hafal.Kalau tidak hafal,ada yang lupa,SBKRI tidak bisa keluar.Harus di tes lagi,sampai dinyatakan lulus,baru SBKRI bisa didapat.(Sekarang SBKRI sudah tidak berlaku lagi)
Kalau di renung-renungkan,sangat wajar kalau Pancasila ditanamkan dalam-dalam ke segenap hati dan pikiran seluruh bangsa Indonesia.Karena Pancasila telah disepakati pendiri bangsa sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.Sebagai fondasi Negara, harus kokoh.Karena merupakan salah satu unsur untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia agar terus Kuat,Maju dan Berjaya.
Terlampir foto PANTJASILA dirumah belakang warung tahu gecot belakang kelenteng banyumas(semoga saat ini masih ada) .
Semarang , 20 Januari  2017
(Purnomo Iman Santoso-EI)