Hari Sabtu pertengahan November tahun 2015,bernostalgia, mampir
ke warung tahu gecot belakang klenteng Banyumas. Rasa
kuah khasnya,Pedasnya,rasa bawang putihnya, masih mantab,ngangeni. Membuat hidung mampet jadi plong.Ibu penjual sekarang dibantu
anaknya.Saat mau beranjak,tak sengaja mata melihat "sesuatu" didinding rumah belakang warung.Ada tulisan PANTJASILA (masih
ejaan lama) tercetak di lembar seng,ditempel di dinding. Surprise!Jadi ingat
masa lalu rumah-rumah menempelkan
Pancasila/Pantjasila.Ada yang dicetak di seng,ada juga yang di kertas tebal. Ditempel
didinding,di toko/warung,ruang tamu , pada lokasi yang baik dan mudah dilihat
siapa saja.
SD-SMP ada Pelajaran Kewarganegaraan/civic;SMA ada PMP(Pendidikan
Moral Pancasila);Filsafat Pancasila-Kewiraan di Perguruan Tinggi ,menjadi mata
pelajaran/mata kuliah wajib dan penting.Bila nilainya merah,Tidak naik
kelas(SD,SMP,SMA).Bila tidak lulus,tidak bisa Wisuda (Perguruan Tinggi).Masa
kuliah,Filsafat Pancasila yang mengajar (bahkan) Rektor.Ada juga mata kuliah
Kewiraan dosennya berpangkat Kolonel.
Dimasa itu khusus warga keturunan(istilah saat itu) wajib
mempunyai SBKRI(Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia).Awalnya pemohon
harus ke Pengadilan Negeri(belakangan di Sekretariat Negara/Sekneg).Cerita
orangtua dulu di Pengadilan Negeri pemohon ditanya Pancasila,harus hafal.Kalau
tidak hafal,ada yang lupa,SBKRI tidak bisa keluar.Harus di tes lagi,sampai dinyatakan
lulus,baru SBKRI bisa didapat.(Sekarang SBKRI sudah tidak berlaku lagi)
Kalau di renung-renungkan,sangat
wajar kalau Pancasila ditanamkan dalam-dalam ke segenap hati dan pikiran seluruh
bangsa Indonesia.Karena Pancasila telah disepakati pendiri bangsa sebagai Dasar
Negara Republik Indonesia.Sebagai fondasi Negara, harus kokoh.Karena merupakan
salah satu unsur untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia agar terus Kuat,Maju
dan Berjaya.
Terlampir foto PANTJASILA dirumah belakang
warung tahu gecot belakang kelenteng banyumas(semoga saat ini masih ada) .
Semarang , 20 Januari 2017
(Purnomo Iman Santoso-EI)