Saturday, July 14, 2012

Menara Suara Merdeka



Jalan Pandanaran Semarang hari-hari ini berproses dengan wajah baru.Ada yang datang,ada yang pergi.Yang datang adalah berdirinya Gedung baru bernama Menara Suara Merdeka.Yang pergi,untuk selamanya adalah Kantor Harian Suara Merdeka.Kantor yang sudah akrab dengan masyarakat,saya sendiri tidak tahu persis mulai keberadaannya,mungkin sejak 11 Februari 1950,sejak berdirinya Harian Suara Merdeka.
Di depan Gedung Menara Suara Merdeka ada papan bertuliskan Gedung dibangun oleh PT Waskita Karya,kontraktor besar bereputasi teruji.Dalam beberapa kesempatan, berbincang dengan pihak yang terlibat dalam pembangunan, menceritakan bahwa Gedung Menara Suara Merdeka adalah Smart Building,Eco Building,Green Building.Gedung ini nantinya menjadi Gedung pertama di Semarang dengan konsep BAS(Building Automatic System).Dengan konsep tersebut,menjadikan gedung ini ramah lingkungan karena hemat energy,hemat listrik,hemat penggunaan air tanah.Dengan teknology berkualitas,udara dalam gedung diatur sedemikian rupa sehingga tetap nyaman bagi penghuni,tanpa ada effect samping terhadap lingkungan sekitar.Menggunakan Air Condition yang intinya tidak menghasilkan gas buang yang berdampak effek rumah kaca.Air limbah di daur ulang dengan instalasi modern dan air hasil daur ulang dimanfaatkan lagi untuk perawatan gedung dan taman.Jadi, keberadaan gedung ini sangat mendukung lingkungan sekitarnya.

Pembangunan yang melibatkan tenaga trampil di berbagai bidang konstruksi,konstruksi baja,dll dilakukan dengan tetap menjaga kualitas dan akurasi ,ditengah  jadwal kerja yang ketat.Aura kemegahan Menara Suara Merdeka pun segera terpancar semakin kuat dari hari ke hari, sejalan dengan progress pembangunannya.

Sebagai pembaca setia harian Suara Merdeka,warga Jawa Tengah tentu sangat senang dan bangga atas kemajuan harian yang punya motto korannya wong jawa tengah ini.

Ketika masih  Kantor Harian Suara Merdeka,Jl Pandanaran 30 ini terasa sangat akrab dengan masyarakat. Penyebabnya,ada kotak kaca yang berisi harian Suara Merdeka,yang selalu update tiap hari. Masyarakat yang berlalu lalang,sejenak berhenti silih berganti dengan keberaturan tanpa peraturan tapi keberaturan yang sangat alami,tertib membaca koran yang terpampang di kotak kaca. Suasana ini terasa sangat khas kalau tak mau dibilang unik istimewa,meski di era modern/koran cyber, sekalipun.Ada kenangan masa lalu yang tetap indah bukan untuk sekedar dikenang,tapi akan sangat luar biasa bila tetap ada.

Gedung Menara Suara Merdeka pasti di desain oleh arsitektur yang piawai.Tidak tahu,apakah kotak kaca tempat koran tersebut masih mendapat tempat atau tidak.Tetapi,sebagai awam,saya tergelitik memberi saran.Bila mungkin,kotak koran di desain ulang menjadi koran dinding menempel di tembok depan pembatas dengan trotoar ,yang sepertinya ada ruang  cukup, agar “ornamen” indah masa lalu (kotak  koran )  tidak serta merta lenyap tertelan ke megahan gedung baru.Kemegahan yang sebaiknya tidak menjadikannya berjarak .Karena, di “ornamen” yang berkesan sepele tersebut, ada yang  tidak tergantikan.Yaitu pesan keakraban masyarakat.Dan bukan tidak mungkin,keberadaan koran dinding yang didesain oleh arsitektur piawai, justru semakin memperkuat konsep Smart Building yang benar-benar riil didukung lingkungan.
Selamat atas Berdirinya Menara Suara Merdeka.Semoga Terus Berjaya


Semarang ,14-7-2012

(Purnomo Iman Santoso-EI)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50268