Acara Mario
Teguh The Golden Ways,Kick Andy menjadi favorit untuk diikuti. Ditambah berita
(menjelang) kejuaraan dunia sepakbola-World Cup, menjadi lebih semangat
lagi.Acara tersebut menjadi sangat ditunggu. Walau sudah memilah dan memilih
acara, toh saat memindah channel tv untuk menghindari tayangan iklan
berkepanjangan sering terpaksa menonton berita –berita yang memilukan.Berita
ledakan tabung gas elpiji terasa semakin sering saja,dan menimbulkan
korban.Masih belum tuntas rasa khawatir,berita kecelakaan beruntun kembali
memakan korban jiwa.
Seolah sudah
menjadi semacam “tradisi” ,saat terjadi
musibah muncul ungkapan istilah human error yang sering dimaknai sebagai penyebabnya.Tidak masalah
bila human error diungkapkan sebagai titik awal pembenahan untuk melakukan
pencegahan agar kejadian tragis tak berulang.Sayangnya,dalih human error diikuti dengan berita ditemukannya tabung gas elpiji illegal yang dibuat dengan
spesifikasi tidak sesuai ketentuan, beredar dipasaran.Juga sangat disayangkan
ketika diketahui kecelakaan beruntun melibatkan truck dengan kelebihan muatan
hingga 4 ton(!).
Orang mempertanyakan
kenapa “bom” tabung elpiji sering terjadi,kenapa tabung illegal bisa diproduksi
dan dipasarkan.Kelebihan muatan tetap terjadi meski jembatan timbang sudah ada
dilokasi strategis.Padahal yang namanya perijinan sudah begitu lengkapnya. Apa
jadinya kalau istilah human error
menjadi deponering terhadap suatu musibah.Apalagi
kalau ditambah lagi bahwa musibah
tersebut sudah “takdir”.Ah… ternyata
sang Pemberi Hidup pun tega harus di kambing hitamkan untuk suatu
kelemahan pengawasan.
Saatnya peran
pengawasan dari birokrasi harus semakin effektif .Tanpa pengawasan yang
konsekwen yang terjadi bukan lagi human error tapi
Human Terror.Karena masyarakat selalu merasa was-was tak hanya diluar rumah ,tapi
juga didalam rumah.
Semarang
,19-6-2010
(Purnomo Iman
Santoso-EI)
Villa Aster II Blok
G no. 10,Srondol,Semarang
50268