Thursday, July 24, 2014

Era Baru Indonesia



Uang (memang) bukan segalanya.Tapi,SEGALANYA butuh uang.Begitu populernya ungkapan ini, sampai-sampai diamini banyak pihak sebagai kebenaran mutlak.Materi  menjadi  tujuan dan kenikmatan kekuasaan jadi idaman.Begitu mendambakan,maka untuk meraihnyapun dengan halalkan segala cara. Pepatah Berakit-rakit kehulu,berenang-renang ketepian.Bersakit-sakit dahulu,bersenang-senang kemudian;Hemat pangkal Kaya ; dianggap kuno dan ketinggalan jaman .Muncul paham anyar dan lebih instan yaitu ; kecil kaya raya,gede foya-foya,mati masuk surga.Didukung system,berlangsung menahun. Akibatnya, proses,kreasi jadi tak penting.Lebih utama koneksi,kolusi,transaksi.Tanpa 3 “si” yang terakhir  ini, sehebat apapun karya menjadi tak ada arti.Tak heran banyak orang Indonesia berprestasi dan karyanya di hargai justru oleh Luar Negeri.Johny Setiawan ,astronom asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy,di Heidelberg, Jerman, menemukan delapan planet di tata surya lain.Liem Tiang Gwan, kelahiran Semarang,yang berdomisili di Ulm,Negara bagian Bavaria,Jerman ini dikenal sebagai perancang radar handal, baik untuk kepentingan sipil maupun militer di banyak bandara seantero  dunia.Sastrawan Pramudya Ananta Toer, di bui karena dikaitkan dengan partai terlarang,meski belakangan tak terbukti.Karya2nya dimusnahkan,dilarang di negeri sendiri,tapi seabreg penghargaan dari mancanegara diraihnya dan tahun 2003 namanya sempat santer sebagai calon penerima nobel di Swedia.Adrian Prabawa,tanpa uang cukup ber emigrasi ke Jerman ,dia menjelma jadi dirigen piawai di  orchestra Theater & Philharmonie Thuringen di Gera, Jerman.Mereka hanyalah orang-orang biasa.Hanya saja, Karyanya harus diakui luar biasa . Terlalu jumawa kalau mempertanyakan nasionalisme.Mereka hanya ingin aktualisasi diri dan talentanya terekspresi. Karena tak sampai hati untuk korupsi, apalagi pada negeri dan rakyat sendiri.
Tapi tampaknya Indonesia akan segera masuk Era Baru. 22 Juli 2014 rakyat telah tentukan sikap.Dengan memilih sosok presiden- wakil presiden yang karyanya sudah di akui dunia.Yang satu salah satu Walikota terbaik didunia,Yang lain membuat Taman Nasional Pulau Komodo diakui sebagai 7 keajaiban dunia. Karya-karya kelas dunia yang diakui warganya.Ironisnya,didalam negeri, dimanapun kota yang dipimpinnya tak pernah dapat penghargaan Kalpataru…..eh, keliru …..maksudnya penghargaan Adigang-Adigung…eee kok salah lagi… saya koreksi,yang betul penghargaan  Adipura. Masyarakatnya secara gotong royong menyumbang.Sehingga tak perlu “menjual diri” kepada segelintir orang untuk mendukung dan membiayai kampanyenya.Yang ujung2nya hanya akan masuk pada jebakan kepentingan sempit,yang akan membuat sulit berkelit karena factor “3 si” (koneksi,kolusi,transaksi) keras menjepit. Sosok-sosok ini telah buktikan bahwa Uang bukan segalanya.Dan tak benar kalau SEGALANYA harus butuh uang. Konser diselenggarakan para seniman papan atas,pawai budaya,dll, ternyata digelar dengan gotong royong diantara mereka.Warga segala lapisan hadir sukarela tanpa ada koordinator lapangan yang memprovokasi hingga memobilisasi dengan mencarter MetroMini dan siap uang untuk dibagi-bagi. Sosok-sosok ini orang kaya sejati.Bukan karena masuk orang terkaya di seantero bumi. Tapi,karena bisa memiliki sesuatu yang tak lagi bisa dibeli.Apa itu? Hati dan Kepercayaan Rakyat Indonesia.
Pada Pemilu pileg,santer terdengar money politics terjadi dimana-mana.Tapi salah satu desa di daerah Jogja warga pasang spanduk “Jangan terima uangnya,Jangan coblos orangnya”.Benih-benih sikap unggul semakin tumbuh subur.Masyarakat juga punya harga diri yang tidak untuk diperjual beli.
Sebuah acara di stasiun teve *) menampilkan sosok Ibu Nung.Pemulung dengan 12 anak,single parent, guru mengaji, murid 60 orang, tanpa mau dibayar.Host bertanya kenapa tidak mau dibayar?bukankah butuhkan uang untuk hidupi keluarga?dijawab dengan tulus,bahwa hatinya menolak untuk pungut bayaran atas karya berdasarkan niat kebaikan.Kembali,dalil Uang bukan segalanya,tapi Segalanya butuh uang  ternyata tak serta merta membuat ibu Nung kalap,silau pada uang.Dari semua lapisan sosial terbukti bahwa  banyak orang hebat. Ketidak munculan mereka selama ini karena ditenggelamkan system yang sarat “3 si”. Tapi intan tetaplah intan walau dikubur di lumpur. Beri mereka ruang untuk berkarya dan hargai sebaiknya sebagai Warga Negara Indonesia.Maka melalui semangat ,sikap mental dan karya  kreatifnya, Indonesia akan Berjaya. Selamat Datang Era Baru Indonesia.

Semarang ,24 Juli 2014
(Purnomo Iman Santoso-EI),
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268