Istilah intervensi , berapa tahun terakhir ini
menduduki rating tinggi.Sangat sering digunakan pejabat dan birokrat untuk
menunjukkan bahwa dirinya anti KKN.
Intervensi dalam bahasa Inggris
intervension,diterjemahkan sebagai campur tangan.Dari jajaran tertinggi hingga
terendah,seperti koor,tabu akan
intervensi.Namun realita berbicara lain.Disaat anak bangsa berlomba di ajang
dunia untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia,korupsi merajalela.Disaat anak
anak ibu pertiwi atlit bulutangkis,atlit dayung perahu naga,team olimpiade
fisika,tinju dll merebut medali kompetisi dunia, disaat yang sama Indonesia tercinta menduduki jawara korupsi dunia.Lantas,adakah yang salah
dari perilaku anti intervensi?Tentunya tidak.
Kalau ditelaah
secara awam,penyebabnya adalah pembiasan penggunaan istilah yang menggunakan
tangan.Pengertian tabu intervensi
/campur tangan akan merugikan bila sarat semangat kepentingan sempit. Tabu
intervensi menjadi bias,karena yang dirasakan masyarakat justru adalah semangat
lepas tangan .Lebih parah lagi,tabu intervensi bergeser menjadi cuci tangan. Turun
Tangan pun demikian.Bila diartikan untuk kepentingan luas,tentu makna
positif.Namun bila turun tangan sarat kepentingan keberpihakkan kepada
kekuasaan, tentu lain lagi.Jadilah membingungkan.Ada
yang menyuarakan kepentingan rakyat ditindak secara represif,sementara ada “demo”
saling tembak dan baku bunuh di ruang public, ratusan aparat hanya berjaga-jaga.
Majikan
sumiati,TKW,pastilah pribadi menyimpang yang sangat ringan tangan.Tak ada
hubungan dengan latar belakang sehingga tak perlu sweeping dan stigma.Siapapun
orangnya,bahkan darimanapun asal negaranya, harus ditindak lanjuti dengan
langkah dan tindakan hukum nyata.Demi harga diri bangsa,tentunya perlu
intervensi para petinggi,bahkan turun tangan yang tak cukup dengan (sekedar) bagi-bagi HP.
Bagaimana dengan
buah tangan?ya ini erat dengan tradisi timur yang artinya oleh-oleh.Nilainya
tak seberapa namun maknanya sangat dalam.Tentu bukan “buah tangan bila yang diartikan
Nilainya (sangat) besar dan kepentingan sempitnya (juga)sangat besar.Kalau yang
seperti ini awam artikan sebagai sogokan.
Seperti halnya
mural dan vandalisme.Sama-sama karya tangan namun maknanya
berbeda.Mural,melukis dinding ,pelukisnya jelas, keindahannya bisa dinikmati
secara luas,merangsang imaginasi untuk berinovasi dan berkreasi.Tentunya
berbeda dengan vandalisme ,sama-sama melukis dinding orangnya misterius,
bersifat merusak pemandangan dan hanya membuat yang melihat menggerutu dan akal
sehat menjadi mampat.Sehingga sempat
di”protes” penyanyi Nicky Astrea lewat lagu Tangan-Tangan Setan.
Invisible Hands
dalam teori Adam Smith tentunya bermakna positif.Bahwa ada tangan-tangan tak
nampak yang menggerakan ekonomi untuk kesejahteraan manusia.Sekali lagi,bukan
dalam pengertian tangan-tangan tak nampak yang tak tersentuh hukum ,dan bekerja
untuk kepentingan sempit sesaat.
Terus
terang agak grogi menulis ini,karena
yang disampaikan sebenarnya hal-hal sangat sepele untuk para petinggi yang
pasti orang pintar .Yakinlah ,presiden
yang dipilih 60% rakyatnya sebenarnya sudah sangat paham makna intervensi/campur tangan,turun tangan dan kapan
itu semua harus dilakukan.Serta bedanya dengan lepas tangan dan cuci tangan.Dan
pasti paham,bahwa kontaminasi kepentingan sempitlah yang membuat semua itu jadi
rancu dan hukum menjadi gagu.
Semarang
,23-11-2010
(Purnomo Iman
Santoso-EI)
Villa Aster II Blok
G no. 10,Srondol,
Semarang 50268