“Eeeeeee kalau ambil makanan pakai
tangan manis…..”
”ayoo kasih tangan....pakai tangan manis yaaaa......”
Kata-Kata
diatas sering diungkapkan mama saya,
saat saya masih kecil, masih teringat sampai sekarang.Ini disebabkan karena
saat kecil saya cenderung menggunakan tangan kiri dalam beraktifitas.Dan (saat
itu) tangan kiri sama dengan tabu.Jadi harus menggunakan tangan kanan,yang
diberi predikat Tangan Manis.
Akhirnya,dengan didikan yang ”ketat” saya pun
beraktifitas ”normal”,dengan tangan kanan.Namun,bila menuntun sepeda orang
bilang terbalik,karena selalu melalui stang sisi kanan.Juga kalau menendang
selalu menggunakan kaki kiri,karena tenaganya lebih kuat tersalur ke kaki
kiri.Sehingga kalau bermain sepakbola, saya selalu berposisi penyerang kiri
luar atau kiri dalam.Pemain-pemain sepakbola kidal selalu teringat dan jadi favorit,seperti Abdul Kadir,Andi Lala(PSSI)
atau Jairzinho(Brasil 70),Rob Resenbrink(Belanda 74),Mac Overmans(Belanda
82),hingga Arjen Robben(Belanda 2012).Keponakan saya, Ronald, benar-benar(dibiarkan)
kidal (tangannya) dari kecil.
Beberapa hari yang lalu,saya ikut acara seminar
motivasi.Pembahasan cukup menarik,dan salah satu topik yang di singgung adalah
berpikir Out Of the Box.Singkat cerita,berpikir out of the box itu perlu (dan harus dilatih) untuk meraih sukses.
Dalam perjalanan pulang seminar saya teringat ajaran
Tangan Manis saat kecil dulu.Seperti halnya menggunakan tangan kiri yang
dianggap tabu/tidak sopan(meski tak disadari sama sekali),berpikir out of the
box saya rasakan sebagai hal yang sama.Orang2 yang sekarang berpredikat
terhormat berpikir out of the box,sekian waktu lalu mungkin predikatnya minor.Dari
nyleneh,melawan arus ,hingga (yang agak terhormat) sebagai pemimpi, tukang
berkhayal dan ”terlalu idealis”.Lepas dari apapun predikatnya, sepertinya kidal
dan out of the box sudah dari ’sono”nya,bersifat personal dan otomatis.Ybs
sendiri tak menyadari hal tersebut. Memang sekarang konon banyak buku2 untuk
mempelajari berpikir Out of the Box.Bisakah ini di programkan, bahkan di massal
kan,dengan dalih dan tujuan untuk perubahan dan dengan tujuan akhir mencapai
sukses? Yang-Yang, Lin Dan, Sukses menjadi Jawara Bulutangkis Dunia karena
Kidal.Namun Bukankah Rudi Hartono sang
Maestro,Liem Swie King, Hendrawan,Taufik Hidayat juga menjadi Juara Dunia meski
tidak kidal.Sedangkan alm Ali Sadikin mungkin termasuk berpikir Out Of The Box,
dikenang sebagai salah satu Gubernur DKI Jakarta yang paling berhasil.Tetapi ironisnya
malah pernah di cekal habis.Alm Presiden Gus Dur diakui sebagai Bapak Pluralisme
Bangsa.Tetapi, dianggap melawan arus karena di eranya Diskriminasi menjadi
trend.
Meski sudah diprogramkan berpikir out of the box,namun
kalau dari sono nya berpikir inbox,mestinya yang menjadi karunianya yang akan
dominan mewarnai cara dan pola berpikirnya.Demikian pula sebaliknya.
Berpikir untuk perubahan dan sukses ,sah-sah
saja.Tapi,setiap manusia adalah mahluk unik.Akan lebih baik bila sukses dengan
tetap menjadi diri sendiri,sesuai jati diri. Bukankah Begitu?
Semarang ,21-10-2012
(Purnomo Iman Santoso-EI)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50263