Thursday, September 27, 2007

Nasionalisme

Nasionalisme akhir-akhir ini sering menjadi issue.Saat Chris John berlatih dan dilatih pelatih di dan dari Australia sempat mencuat pernyataan yang mempertanyakan nasionalisme.Hafal lagu wajib juga sempat digunakan sebagai tolok ukur nasionalisme.(alm) Munir sempat dicari sekelompok orang yang mempertanyakan nasionalismenya.Untuk membuktikan sinyalemennya,salah seorang teman Munir diminta menyanyikan lagu Indonesia Raya.Dan ternyata tidak hafal,akhirnya dianggap“terbukti” bahwa Munir pantas diragukan nasionalismenya.
Namun pada kesempatan lain,Pengusaha Budayawan Jaya Suprana pernah meminta beberapa petinggi negeri untuk menyanyi lagu Indonesia Pusaka.Rekaman pengambilan gambar sempat ditayangkan di media elektronik.Ternyata tidak sepenuhnya para petinggi negeri hafal lagu tersebut.Tapi tidak ada protes nasionalisme yang menerpa para petinggi.Lho kok ….?!
Kompas tanggal 18 Agustus 2007, artikel Try Harijono berjudul “Nasionalisme di Tengah Gempuran Globalisasi” menuliskan”Tudingan yang sering dilontarkan menjelang peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI seperti sekarang,antara lain adalah semakin pudarnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda.Tudingan yang belum tentu benar,tetapi sudah mulai membentuk stigma di tengah masyarakat.”

Agar tidak terjadi standar ganda,ada baiknya kembali ke definisi Nasionalisme.Dalam Kamus Popular karangan Habey B, Nasionalisme artinya ;
1. paham kebangsaan ,yaitu yang mengikat perasaan cinta dari penduduk suatu negeri menjadi suatu bangsa dengan ikatan tidak longgar dan tidak lekang untuk mendapatkan kedudukan yang wajar dalam pergaulan sejagad.
2. Haluan bertujuan mendirikan atau memperkuat rasa kebangsaan (nationaal bewustzijn =kesadaran nasional)
3. Semangat persatuan berdasarkan natie

Kalau dicermati,definisi Nasionalisme ada unsur penting yang kait mengait ,tidak bisa dipisahkan oleh tafsir sepihak.Unsur-unsur ini adalah Kebangsaan,Persatuan,Cinta Tanah Air dan Mengharumkan Bangsa Dimata Dunia.
Dengan membaca definisi jelas sekali nasionalisme tidak sebatas dalam bentuk hafal lagu wajib,upacara bendera maupun kegiatan Pramuka.Kegiatan tersebut tampaknya hanya bagian ujud Nasionalisme.Apalagi bila Nasionalisme diklaim semangat sebagai “milik” generasi pendahulu ataupun aparatur negara, ini malah “lepas”/tidak ada hubungan dengan definisi sama sekali.

Nasionalisme dan Patriotisme dapat kita lihat dengan gamblang pada anak bangsa yang mengukir Prestasi Dunia.Tak ayal mereka telah memenuhi unsur-unsur Nasionalisme. Chris John,Juara Dunia Tinju Kelas Bulu WBA mempertahankan gelar ke tujuh kali,di kandang lawan lagi. Team Olimpiade Fisika Juara Dunia di Singapura dengan meraih empat medali emas dan Jonathan Pradana Mailoa meraih The Absolute Winner.
Farid Firman Syah Juara Dunia catur pelajar kelompok usia 15 tahun di Halkidiki Yunani.Belum lagi sumbangsih para Juara Dunia Bulutangkis(dari era Tan Yoe Hok hingga Taufik Hidayat dan Markis Kido-Hendra Setiawan), Tennis(Angelique Wijaya-Juara Dunia Wimbledon Yunior),Taat Pribadi-Juara Dunia binaraga natural th 2004,Sutrisno Darimin-Juara Dunia Angkat Berat di Miami 2005,sekaligus menumbangkan rekor dunia yang sebelumnya dipegang atlet Rusia.Ada lagi, A Kiat=Lie Fie Kiat-Juara Dunia Layang-layang asal Bandung di acara 13 th International Diepe Kite Festival di pantai Dieppe Perancis 18-19 September 2004.Festival layang-layang ini diikuti 225 peserta dari 33 negara.Belum lagi (alm) Munir tokoh pejuang HAM yang diakui dunia. Munir: Dinobatkan Asiaweek sebagai 20 pemimpin politik muda Asia thn 1999 . Penerima Anugerah The Right Livelihood Award di Stockholm thn 2000. Jejak para The Rising STAR ini terus diikuti anak bangsa diberbagai bidang.
Lagu wajib,upacara bendera menjadi bagian Nasionalisme saat upacara Chris John cs meraih Prestasi Juara Dunia. Tetapi menjadi membingungkan bila digunakan sebagai tolok ukur utama Nasionalisme di kasus hafal lagu wajib pada cerita diatas.
Pada deretan Prestasi Dunia,jelaslah bahwa Nasionalisme dapat diujudkan seluruh Warga Negara Indonesia melalui berbagai bidang yang ditekuni.Sesuai bidangnya,Bambang Haryanto-Penggagas Epistoholik Indonesia melalui Surat Pembaca diharian Kompas edisi Jawa Tengah tanggal 18-9-2007, mengajak seluruh Warga Negara Indonesia pengguna email untuk berpartisipasi pada Jajak Pendapat Tujuh Keajaiban Alam Baru Dunia yang diselenggarakan oleh The New7Wonders Foundation dengan mengakses ke www.natural7wonderers.com.Ajakan ini memenuhi definisi dan unsur nasionalisme.Ada semangat kebangsaan,persatuan,cinta tanah air dan mengharumkan bangsa dan negara di pentas dunia.
Sama-sama ber”prestasi dunia” karena diumumkan oleh Badan Dunia sekelas PBB,kasus “The Rising StAR”(Stolen Asset Recovery)tidak patut dikategorikan sebagai ujud Nasionalisme.Apapun dalihnya,siapapun pelakunya, darimana pun asal negaranya,tak peduli latar belakang profesi.Karena definisi Nasionalisme bersifat universal.

Semarang ,27-9-2007


(Purnomo Iman Santoso)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268