Selalu ada kenangan terhadap guru.Saat di SMP,Guru bahasa
Indonesia tampaknya jeli amati aktifitas
siswa diluar sekolah.Disela rutinitas membawakan materi pelajaran,ada selingan.Pak
guru menceritakan kegiatan salah satu siswa yang bantu orang tua .Itu semua tak
ada hubungannya dengan ranking maupun tugas sekolah.Siswa yang jadi sorotan,
merasa surprise,senang,bahwa membantu orang tuanya di hargai guru. Ada siswa
yang sehabis pulang sekolah menggembalakan itik, ke sawah, membantu menjaga
toko, mengantar es ke warung, dll.Cara mengajarnya menarik.Mungkin istilah
sekarang, guru kreatif. Sekedar informasi,karena di desa,sekolah masih jarang.Guru
maupun Siswa ke sekolah berjalan kaki atau bersepeda.Jarak ke sekolah bisa 15
km,bahkan 40 km PP.Jalan pasti belum hot mix.Gurupun sepertinya juga belum (ada)
sertifikasi.
Ada satu hal yang entah apakah ini bagian dari kurikulum
“kuno” waktu itu.Dulu, guru selalu berpesan agar sepulang sekolah bantu orang tua.Dalam
hal ini, terasa betul ada keselarasan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.
Sekarang,jam sekolah hingga sore-padat sekali.Siswa sepertinya difokuskan bahwa
tugas utamanya hanya tugas sekolah(PR,Tugas,Ekstra Kulikuler, pratikum,dll). Pernah
saat jelang tahun ajaran baru,di jalan dijumpai spanduk sebuah Sekolah Dasar.Ada
tulisan tebal “Full Day School”( mungkin istilah sekolah sehari penuh).Konon
ini indikasi sekolah favorit.Orangtua merasa bangga dan berlomba anaknya bisa
sekolah disini. Bantu orang tua? Siswa
kalau pulang sekolah sudah"habis". Sehingga orang tuapun(mungkin)
sudah tak tega lagi.PR diartikan,Pekerjaan sekolah
untuk dikerjakan di Rumah.Belum lagi les.Pekerjaan rumah dalam arti
membantu orang tua untuk menyapu, bersihkan kamar mandi,cuci piring, rapikan
tempat tidur,bayar PAM dll sepertinya sudah tak mungkin.Bantu Orang tua,
(sepertinya) tidak(lagi) penting .Beda dengan cerita
para senior dulu.Dimasa SMP-SMA disamping selalu bantu orang tua sehabis
sekolah, masih menekuni bela diri(bukan ekstra kurikuler-otomatis tak dinilai sekolahnya).
Latihannya sangat keras.Ada sesi latihan lari Salatiga-Semarang tanpa alas
kaki,dan sesampai di tempat latihan masih bertanding,Full body contact lagi. Rata-rata
anak dijaman itu aktivitasnya bervariasi,tapi anehnya ,anak seperti tak ada
“habis”nya. Ilmu tak hanya bisa didapat di sekolah.Diluar sekolah-dirumahpun
tetap penting. Apalagi dirumah,
sebenarnya juga mengajarkan banyak ilmu.Bedanya,kalau di sekolah ada NILAInya,di
rumah tak ada raportnya. Tapi yang diajarkan di rumah pasti berguna untuk bekal
di kemudian hari.Bahkan seringkali “praktikum” dirumah itu justru lebih
terapan. Ilmu2 yang mungkin di dapatnya di jenjang kuliah bisa di dapat lebih
dini. Dan jangan lupa, ”dosen”nya benar-benar praktisinya.Orangtua yang
pedagang ,ya setiap hari praktisi jualan.Ilmu komunikasi-ilmu bersosialisasi
bisa langsung diserap.Matematika? luar kepala.Tak kalah cepat akurat, dengan
kasir terlatih di toko modern yang tergantung kalkulator/mesin hitung.Juga,orang
tua tanamkan jiwa entrepreneur sejak dini.Tanpa kecuali,ilmu dari orang tua
yang berprofesi lain. Apapun Kurikulumnya
sebaiknya tujuannya sama.Agar di usianya, anak bisa mengasah seluruh kecerdasannya secara utuh,dan
semata untuk tujuan memperoleh ilmu. Berilah cukup waktu,apresiasi dan atensi pada anak-anak agar bisa menyerap ilmu.Tak
sebatas diruang kelas maupun di gedung sekolah.Tapi bisa cukup waktu membantu
orang tua agar bisa menyerap ilmu dirumah,beraktivitas positif diluar sekolah sesuai
minat dan secara alamiah.Biarlah anak menyerap ilmu baik yang ada di formulasi kurikulum
maupun tidak.Baik yang di nilai sekolah, maupun tidak.Lepas dari segala
kekurangan kurikulum di masanya ,Presiden ke 7 RI adalah produk Kurikulum
“kuno” (yang jam pelajarannya tak sepadat sekarang).Dibandingkan presiden
terdahulu,beliau adalah orang biasa yang murni produk pendidikan domestic
Indonesia.Sama sekali tak ada aroma import pada setiap jenjang akademisnya.Tapi
di KTT G20,APEC mendapat respek dari para pemimpin dunia.
Semarang,17 Desember 2014
Purnomo
Iman Santoso-EI,
Villa
aster II G 10,Srondol,Semarang