Wednesday, December 17, 2014

Kurikulum "kuno"



Selalu ada kenangan terhadap guru.Saat di SMP,Guru bahasa Indonesia tampaknya  jeli amati aktifitas siswa diluar sekolah.Disela rutinitas membawakan materi pelajaran,ada selingan.Pak guru menceritakan kegiatan salah satu siswa yang bantu orang tua .Itu semua tak ada hubungannya dengan ranking maupun tugas sekolah.Siswa yang jadi sorotan, merasa surprise,senang,bahwa membantu orang tuanya di hargai guru. Ada siswa yang sehabis pulang sekolah menggembalakan itik, ke sawah, membantu menjaga toko, mengantar es ke warung, dll.Cara mengajarnya menarik.Mungkin istilah sekarang, guru kreatif. Sekedar informasi,karena di desa,sekolah masih jarang.Guru maupun Siswa ke sekolah berjalan kaki atau bersepeda.Jarak ke sekolah bisa 15 km,bahkan 40 km PP.Jalan pasti belum hot mix.Gurupun sepertinya juga belum (ada) sertifikasi.
Ada satu hal yang entah apakah ini bagian dari kurikulum “kuno” waktu itu.Dulu, guru selalu berpesan agar sepulang sekolah bantu orang tua.Dalam hal ini, terasa betul ada keselarasan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Sekarang,jam sekolah hingga sore-padat sekali.Siswa sepertinya difokuskan bahwa tugas utamanya hanya tugas sekolah(PR,Tugas,Ekstra Kulikuler, pratikum,dll). Pernah saat jelang tahun ajaran baru,di jalan dijumpai spanduk sebuah Sekolah Dasar.Ada tulisan tebal “Full Day School”( mungkin istilah sekolah sehari penuh).Konon ini indikasi sekolah favorit.Orangtua merasa bangga dan berlomba anaknya bisa sekolah disini.  Bantu orang tua? Siswa kalau pulang sekolah sudah"habis". Sehingga orang tuapun(mungkin) sudah tak tega lagi.PR diartikan,Pekerjaan sekolah untuk dikerjakan di Rumah.Belum lagi les.Pekerjaan rumah dalam arti membantu orang tua untuk menyapu, bersihkan kamar mandi,cuci piring, rapikan tempat tidur,bayar PAM dll sepertinya sudah tak mungkin.Bantu Orang tua, (sepertinya) tidak(lagi) penting .Beda dengan cerita para senior dulu.Dimasa SMP-SMA disamping selalu bantu orang tua sehabis sekolah, masih menekuni bela diri(bukan ekstra kurikuler-otomatis tak dinilai sekolahnya). Latihannya sangat keras.Ada sesi latihan lari Salatiga-Semarang tanpa alas kaki,dan sesampai di tempat latihan masih bertanding,Full body contact lagi. Rata-rata anak dijaman itu aktivitasnya bervariasi,tapi anehnya ,anak seperti tak ada “habis”nya. Ilmu tak hanya bisa didapat di sekolah.Diluar sekolah-dirumahpun tetap penting. Apalagi  dirumah, sebenarnya juga mengajarkan banyak ilmu.Bedanya,kalau di sekolah ada NILAInya,di rumah tak ada raportnya. Tapi yang diajarkan di rumah pasti berguna untuk bekal di kemudian hari.Bahkan seringkali “praktikum” dirumah itu justru lebih terapan. Ilmu2 yang mungkin di dapatnya di jenjang kuliah bisa di dapat lebih dini. Dan jangan lupa, ”dosen”nya benar-benar praktisinya.Orangtua yang pedagang ,ya setiap hari praktisi jualan.Ilmu komunikasi-ilmu bersosialisasi bisa langsung diserap.Matematika? luar kepala.Tak kalah cepat akurat, dengan kasir terlatih di toko modern yang tergantung kalkulator/mesin hitung.Juga,orang tua tanamkan jiwa entrepreneur sejak dini.Tanpa kecuali,ilmu dari orang tua yang berprofesi  lain. Apapun Kurikulumnya sebaiknya tujuannya sama.Agar di usianya, anak bisa  mengasah seluruh kecerdasannya secara utuh,dan semata untuk tujuan memperoleh ilmu. Berilah cukup waktu,apresiasi dan atensi pada anak-anak agar bisa menyerap ilmu.Tak sebatas diruang kelas maupun di gedung sekolah.Tapi bisa cukup waktu membantu orang tua agar bisa menyerap ilmu dirumah,beraktivitas positif diluar sekolah sesuai minat dan secara alamiah.Biarlah anak menyerap ilmu baik yang ada di formulasi kurikulum maupun tidak.Baik yang di nilai sekolah, maupun tidak.Lepas dari segala kekurangan kurikulum di masanya ,Presiden ke 7 RI adalah produk Kurikulum “kuno” (yang jam pelajarannya tak sepadat sekarang).Dibandingkan presiden terdahulu,beliau adalah orang biasa yang murni produk pendidikan domestic Indonesia.Sama sekali tak ada aroma import pada setiap jenjang akademisnya.Tapi di KTT G20,APEC mendapat respek dari para pemimpin dunia.
Semarang,17 Desember 2014
Purnomo Iman Santoso-EI,
Villa aster II G 10,Srondol,Semarang