AKU CIN(T)A INDONESIA
Krisis moneter yang sudah dirasakan
sejak bulan Juli 1997,telah memporak porandakan tatanan kehidupan ekonomi masyarakat.Harga
kebutuhan pokok menjadi kacau balau.Pembeli bingung,Penjual tanpa kecuali.Issue
penimbunan sembako menimpa para pedagang.Ditunjang pemberitaan gencar media
cetak dan teve,para pedagangpun menjadi sasaran kecurigaan masyarakat.
Tahun-tahun itu,saya kebetulan
ditugaskan di kota
Kebumen dimana istri saya berasal. Suasana tertekan dirasakan hampir semua
lapisan masyarakat.
Suatu hari saya mampir dirumah mertua
yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari.Saya menyaksikan pembeli sedang
bersitegang dengan pegawai toko gara-gara harga gula pasir naik dari biasanya.
“Lho
kok harga naik lagi,kemarin saja kan
sudah naik?”
“lha
gimana yaaa, wong kulakan*)nya naik,nanti kalau harga tidak ikut menyesuaikan
tidak bisa kulakan lagi” ,dengan bahasa halus mertua saya,waktu itu berusia
73 th,mencoba menengahi.
Pembeli yang usianya jauh dibawah
mertua dengan garang memaki,”Situ jangan
seenaknya menimbun dan menaikkan harga ya dst…. dst “kemudian pergi.Pegawai
toko mertua jadi ikut kesal ”siapa sih
sing seneng harga naik?dikirane sing dodol ora bingung apa?wis ora tuku,bisane ngamuk”**)
Yang membuat terkejut adalah tuduhan
“menimbun dan menaikkan harga” dengan ringannya terlontar.Padahal mertua(janda)
mengurus toko kecilnya dibantu satu karyawan,kalau kulakan pun sebenarnya hanya sebatas melayani penjualan eceran
untuk para tetangga.Jualan pun hanya karena semangat mertua yang tidak mau
pensiun.Jadi hanya untuk kesibukkan “karena
tidak mau pikun”
Hari-hari menjelang Bulan Mei
1998,bangsa Indonesia
bergolak.Dipelopori mahasiswa mereka meneriakkan Reformasi.
Sayang,tujuan mulia mahasiswa direspon
membabi buta.Gugurnya empat mahasiswa Trisakti,memicu kemarahan masyarakat yang
berkembang dan (di)belok(kan)
menjadi issue rasial yang melanda seantero Nusantara.
Situasi tidak menentu juga melanda
Kebumen.Untuk mengantisipasi keadaan,Romo E.Untung M Susanto MSC selaku
pengayom umat Paroki St.Yohanes Maria Vianney mengajak umat untuk melakukan
Ronda di Gereja Katholik Kebumen.
Saya terpanggil melakukan
ronda.Ditengah situasi yang penuh syakwasangka, setiap jam 22.00 berangkat
berjalan kaki ke Gereja Katholik.Dijalan biasanya disusul teman ronda yaitu
Ha-Hap/Gunawan dan Chien Hwa/Ay Hwa,mereka bersepeda.Berkumpul di aula samping
gereja,sudah menunggu Bapak2 umat Paroki yang siap dengan musik keroncongnya.
Sambil menikmati musik,kita ngobrol aneka topik dengan akrab sambil menapaki
waktu hingga datangnya pagi hari.Romo Untung kebetulan mempunyai hobby sama
yaitu menulis.Kamipun berbincang sambil bertukar wawasan. Bahkan Romo Untung
memberi buku editorialnya yang berkisah tentang seniornya, “Henk Loogman
MSC,Hidup Dan Kharismanya”.
Perbincangan yang serba natural,wajar
diantara peronda benar-benar tidak terpengaruh dan sangat berbeda dengan
suasana hingar-bingar penuh semangat “kambing hitam” diluar sana.Barangkali
inilah yang menyebabkan kami(Hahap-Chien Hwa dan Saya) selalu bersemangat
berangkat ronda,walau situasi sangat tidak kondusif.Bahkan walau saya harus
was2 meninggalkan istri dan ke dua anak saya yang masih kecil di rumah
kontrakan sendirian.
Pada tempat dan waktu berbeda,pernah
diajak berbincang oleh kenalan yang mendadak menjadi paling nasionalis.
Ybs menyebut”kalau panjenengan(***) pasti sudah membaur,tidak seperti cina Kebumen
yang sipit-mereka tidak membaur” ungkapnya, mungkin untuk membesarkan hati
saya. Dengan memberanikan diri coba menjelaskan, bahwa saya sama dengan “cina
Kebumen”.Bedanya,saya Hitachi(Hitam tapi china).Tapi,tetap sama2 cina.Apalagi oleh negara , memang sejak lahir
sudah sah digolongkan menjadi Cina melalui tanda/ciri khusus berupa Staatsblad
No.1917-130 di akta kelahiran.Ini artinya,Tentang Catatan Sipil untuk
Golongan Timur Cina.Tidak bisa menolak apalagi protes,sekalipun bila orangtua
saya(waktu dulu) berdebat dengan dalih nation
building.Ironisnya, Staatsblad
No.1917-130 ini made in kumpeni,yang
sudah terusir dari bumi Nusantara.Dinegaranya sendiri (Belanda),mereka malah
ber “Bhineka Tunggal Ika”.Sehingga Ruud Gulit,Frank Rijkard bisa enjoy bermain bersama dengan Marco van
Basten,Ronald Koeman,Erwin Koeman dan menjadikan Kesebelasan Belanda Juara
Eropa th 1988. Patrick Kluivert,Edgar Davids,Gaston Taument,Clerence Serdorf
bersama Frank de Boer,Edwin de
Boer,Edwin van der Sar,Dennis Bergkamp menjadikan kesebelasan Belanda disegani
tidak hanya di eropa namun juga di dunia.
Soal membaur,saya jelaskan bahwa tak
layak diperdebatkan.Apalagi bila dibanding Mobnas/Mobil Timor(masa-masa itu
promosi mobnas Timor sedang gencar-gencarnya).
“Karena walaupun (ujug-ujug) dikatakan
(sebagai)Mobil Nasional, tapi kenyataannya built up/100% import.Sedang “cina
kebumen”,tampilan genetiknya memang ada yang built up dengan ciri kulit kuning
dan mata sipitnya,namun telah turun temurun di Indonesia dan komponennya pasti
mencapai 100% lokal.Bukti nyatanya, dengan Pecel,Golak,Sate Laler,Sop Amat,Nasi
Penggel,Soto Darsum,****) mereka akrab dan biasa bersosialisasi dan beraktifitas tanpa kenal sekat dan batas dari masa
ke masa”.
Tidak ada kepuasan ataupun merasa
“menang” berargumentasi dengan kawan
yang paling “nasionalis” tadi.Begitu teringat suasana wajar,natural saat
ronda,disatu sisi saya hanya bisa bersyukur. Dengan realita yang ada,telah
mencoba berpartisipasi meluruskan issue yang berspirit memecah belah.Walau
disisi lain merasa lelah membuang waktu dan energi percuma untuk menjelaskannya
ditengah opini yang dibuat salah kaprah,menyesatkan dan memojokkan serta jauh
dari semangat Persatuan dan Kebersamaan ditengah Perbedaan.
Memasuki era Reformasi, 7 September
1998,Kebumen dilanda kerusuhan. Warga
yang menjadi korban,berkonsolidasi melalui Forum Kepedulian Korban
Kerusuhan Kebumen (FK4).Saya meminta kesediaan Romo Untung melakukan pendampingan
korban di FK4.Dengan antusias beliau bersedia meluangkan waktu,lengkap dengan
masukkan2nya yang cerdas dan menyejukkan pada setiap rapat yang kami adakan di
Klenteng Khong Hwie Kiong,Kebumen.
Thn 1999,teringat hobby Rm Untung
selain menulis,ternyata pinter ndalang.Kebetulan
saya punya kawan juga pinter ndalang.Jadilah
kita sepakat buat acara wayang kulit,digelar diaula samping gereja untuk
masyarakat umum.
Malam beranjak larut,acara meriah yang
membuat saya betah mendadak berubah.Setelah dari mulut ke mulut mendengar kabar
pertikaian antar simpatisan parpol besar di Gombong.Saat itu menjelang
pemilu.Trauma Kerusuhan Kebumen dan Tanggung jawab selaku kepala keluargalah
yang akhirnya memaksa saya berkoordinasi untuk mengatur kepulangan
teman2.Setelah itu,sayapun harus meninggalkan pentas duet
“dalang” Rm Untung-Budi(teman saya dari
kerabat keluarga dalang kondang di Purwokerto) mendahului acara usai.
Menyongsong Satu Abad Kebangkitan Indonesia
(20 Mei 1908 -20 Mei 2008),Kenangan indah satu dasawarsa lalu pada kegiatan di
Gereja Katholik Kebumen yang penuh Kebersamaan,sangat membekas.Sayang dibiarkan
berlalu dan terlalu indah untuk dilupakan.
AKU
CIN(T)A INDONESIA.Memang,dari sononya,dan
oleh negara digolongkan, sebagai Cina.Yang Tidak bisa dipungkiri dan juga
yang tak boleh dilupakan adalah
bahwa Cina Indonesia juga
Cinta Indonesia.Saatnya
menumbuh kembangkan Kebersamaan Dengan Tetap Menghargai Perbedaan.Sehingga
Indonesia Segera Bangkit untuk Maju Bersatu Menjadi Bangsa Yang Kuat dan
Bermartabat Ditata Pergaulan Global.
Semarang,18 Februari 2008
(Purnomo Iman Santoso alias The Tjiauw
Liong)
Villa Aster II Blok G No. 10
Srondol
Semarang
kulakan*)=membeli lagi
dikirane sing dodol ora
bingung apa?wis
ora tuku,bisane ngamuk”**)=dikiranya
penjual tidak bingung?sudah tidak beli,bisanya marah-marah
panjenengan(***)=anda
Pecel,Golak,Sate Laler,Sop Amat,Nasi
Penggel,Soto Darsum,****)=panganan
khas kebumen