Tuesday, July 04, 2006

UAN Dan CHARACTER DEVELOPMENT

Kontroversi UAN terus berlanjut,namun tidak boleh berlarut.Satu sisi Masyarakat harus mau mengerti niat baik pemerintah,namun disisi lain Pemerintah juga harus memahami keluhan hingga masukkan dari siswa,orangtua,hingga guru.Sehingga dapat ditemukan konsep terbaik yang dapat diterapkan secara jangka panjang.
Berbeda saat era Indeks prestasi,NEM (Nilai Ebtanas Murni) yang relatif tidak ada reaksi karena tidak hanya sekolah,orang tua pun berpacu dengan segala cara hanya untuk merebut nilai tertinggi.UAN berbeda,tidak hanya nilai tertinggi.Siswa,orangtua,guru kembali diperkenalkan dengan kegagalan/tidak lulus.Akibatnya, muncul protes.Setelah era sebelum UAN selalu ada “jaminan” lulus,sekarang tidak ada lagi tradisi lulus 100%.Juga tidak ada jaminan murid yang telah diterima disekolah lanjutan lewat jalur khusus/prestasi otomatis lulus UAN.
Dengan UAN mutu pendidikan nasional diharapkan ada peningkatan.Namun peningkatan mutu tentunya tidak hanya dalam arti standard nilai kelulusan siswa yang terus ditingkatkan sampai standard nilai kelulusan international 6,ataupun tingkat kelulusan UAN mencapai 100% seluruh negeri. Sebagai awam tetap yakin bahwa kelebihan siswa/anak didik tidak bisa dideteksi hanya dengan melihat nilai ±14 mata pelajaran yang diajarkan apalagi hanya dengan 3 mata pelajaran yang diujikan di UAN.Facta membuktikan banyak sekali orang unggul,orang berprestasi besar yang ternyata bukan Top Ranking dikelas saat sekolah,bahkan berasal dari anak putus sekolah.Contoh dibawah ini membuktikan hal tersebut.
Winston Churchil murid terbodoh no 2 dikelasnya , 2 kali gagal di akademi militer. Namun dia Jendral dan PM Inggris serta tokoh terkemuka didunia.
Di Indonesiapun demikian,walau putus sekolah namun sukses luar biasa.
Andrie Wongso pemilik kartu Harvest hanya berijasah SD dan motivator terkemuka yang sering mendampingi pemain bulutangkis Indonesia.
Taat Pribadi juga hanya berijasah SD karena saat SMP putus sekolah,tidak punya biaya dan kemudian berprofesi jadi pemulung(!),sekarang Juara Dunia Binaraga Natural (drug-free body building world) Musclemania di Kota Anaheim ,California AS 16-21 November 2004.
Saya tidak yakin sosok Chris John yang tahun 2004 berhasil Juara Dunia WBA dan sukses mempertahankan gelar hingga kini,Angelique Wijaya Juara Tennis Wibledon Yunior th 2001,Taufik Hidayat Juara dunia bulu tangkis di Anheim AS 2005,Taufik Hidayat masuk World Top Ten Athletes 2005 (urutan 6); adalah juga siswa Top Ranking saat di bangku sekolah.
Prestasi akademis dapat menjadi jalan untuk menjadi manusia unggul,namun bukan satu-satunya jalan.Dari contoh diatas menunjukkan mereka menjadi manusia unggul tidak semata dengan mengandalkan prestasi akademis apalagi nilai semata.Tetapi lebih dari itu, melalui pembentukan watak bahwa untuk meraih segala yang ingin dicapai harus dengan cara-cara positif,menjadi hal yang sangat penting.Begitu pentingnya hal ini bahkan,menurut hemat saya,sekalipun dibanding nilai ataupun ranking akademis.Pembentukan watak atau pengembangan watak (character development) menjadikan anak mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya maupun teman-temannya.Kemudian mengembangkan kelebihan semaksimal mungkin serta memperbaiki kekurangannya.Anak tidak dididik secara menyimpang dalam pemahaman seolah sebagai anak super yang menabukan kekurangan.. Keberhasilan yang mereka raihpun dengan bekal karakter kuat.Semangat pantang menyerah,bisa mengelola kegagalan sehingga mampu mewujudkan pepatah Gagal sebagai sukses tertunda dalam kehidupannya.Prestasi dan keprofesionalan diraih dengan cara sportif,penuh integritas,dan penuh perjuangan yang keras namun cerdas.
Inilah hasil dari character development diterapkan sejak dini baik yang dilakukan melalui sekolah yang sempat diikuti maupun lingkungan keluarga.
UAN yang telah dijalankan pemerintah sejak th ajaran 2002/2003,tampaknya masih berorientasi pada nilai, berfocus pada Ranking dan berebut predikat sekolah favorit. Sungguh Ironis, karena ada yang pencapaiannya dengan kecurangan.Lebih menyedihkan lagi dalam beberapa kasus,seperti diberitakan media,ada indikasi difasilitasi oleh komponen pendidikan seperti depdikbud setempat bahkan guru*).
Tidak heran peningkatan mutu siswa masih belum dirasakan sekalipun tiap tahun standard dinaikan.Arak2an,corat-coret,tawur dan banyak perilaku tidak terpuji masih terjadi.
Belajar dari hal diatas,sebagai orang tua murid,berharap agar UAN perlu disempurnakan lagi.Bahwa nilai jadi tolok ukur,ini sudah semestinya.Tapi sebaiknya ada persiapan dan konsep yang lebih bagus lagi dimana character development tidak terabaikan.Apa arti nilai bagus kalau diraih dengan cara curang.Ini hanya akan melahirkan anak didik yang jago kandang.Anak didik dengan bekal pembentukan dan pembangunan karakter yang kuat sejak dini hendaknya menjadi kebutuhan dan concern semua pihak.Agar terbentuk pondasi yang kokoh dalam pembangunan perilaku siswa. Anak didik pun dapat terdidik sejak dini bahwa sekolah tidak untuk hanya menyiasati,apalagi dengan menghalalkan segala cara,bagaimana caranya sukses dapat nilai ataupun jadi Top Ranking dikelas.Tetapi juga tempat belajar bagaimana mengelola kegagalan secara cerdas,meraih prestasi dengan jujur.Siswa dapat belajar bahwa kelebihan tidak semata hanya dapat diukur dari Top Ranking di kelas. Dengan demikian dikemudian hari tidak ada lagi yang lupa diri. Sehingga harus bertingkah seolah telah “menundukkan dunia” kalau lulus.Atau sebaliknya tidak harus patah arang dan berbuat fatal hanya karena gagal/tidak lulus.Sebagai orangtua murid kami bangga bila Motto Cerdas-Trampil-Beriman/Bertakwa tidak terasa hanya slogan karena tercermin pada perilaku siswa yang terpuji dan dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Character Development akan jadi bekal yang berguna dikemudian hari ditengah persaingan global yang sangat menuntut pada mutu,budaya unggul dan standard yang bersifat universal.Character Development saatnya mendapat tempat prioritas dalam peningkatan mutu pendidikan nasional.

*)Pengaduan:Kecurangan dalam UN Dilaporkan-Kompas 28 Juni 2006

Semarang 04 Juli 2006


Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
Orang Tua Murid