Wednesday, August 17, 2005

Cheng Ho,Gereja Blendhuk dan PSIS

Usai sudah perayaan peringatan Cheng Ho. Pendaratan Cheng Ho di Semarang yang konon terjadi tahun 1405.Jauh sebelum Belanda datang pertama kali thn 1596 maupun VOC (Vereenigde Ooostindische Compagnie) th 1602 dengan armada dagang antar samudranya.Hal yang menarik untuk dikaji adalah bahwa masa sebelum th 1405 hubungan kerajaan di jawa dengan pendatang tiongkok sangat baik. Masa itu perbedaan yang pasti ada antara para pendatang dan penduduk tidaklah menjadikan suasana tidak nyaman namun justru sebaliknya mereka saling menghormati.Suasana ini tampaknya menjadi salah satu pertimbangan ,Semarang menjadi tujuan muhibah para pedagang antar samudra.
Akhir-akhir ini sejarah Cheng Ho banyak diulas . Walau kontroversi muncul seperti apakah Cheng Ho benar mampir di semarang ? ataupun apakah benar dan seberapa besar peran Cheng Ho dalam siar islam.Namun, masing masing penulis terus saling melengkapi sejarah Cheng Ho.Dan ada satu hal yang tidak terbantahkan adalah bahwa Semarang 600 tahun lalu telah menjadi tujuan perdagangan international,telah Go international.Indikatornya adalah menjadi tujuan singgah pedagang antar samudra.Cheng Ho tidak mampir ke Sunda Kelapa(saat itu belum ada Jakarta / Batavia) maupun Medan lebih dulu. Tentunya hal ini menarik untuk dicermati.Disadari atau tidak Semarang sebenarnya mempunyai daya tarik luar biasa.Termasuk kota besar di Jawa yang secara geografis kota pantai yang mempunyai bukit dan gunung. Keistimewaan tidak dipunyai Jakarta,Medan,Surabaya.Ini menjadikan pemberian nama Tanjung Emas bukan Tanjung perak(Surabaya ) terasa sudah sepantasnya.
Dengan masuknya VOC yang ingin memonopoli, sama-sama bergerak diperdagangan dengan pendatang dari Tiongkok,suasana harmonis mulai terusik.Gesekkan mulai terjadi di era Gouverneur Generaal Mr Joan Maetsuijker th 1653-1678 .Dimana pada th 1658 berkeinginan memperkuat tentaranya dengan meminta partisipasi orang hindia dan orang timur lainnya termasuk orang tionghoa.Sayangnya, orang tionghoa lebih memilih jadi kuli daripada anak tangsi yang akan digunakan untuk memerangi raja-raja yang tidak mau takluk dengan VOC.Ini menimbulkan rasa tidak suka kalangan belanda terhadap orang tionghoa.Terus berlanjut dengan terjadinya persaingan dagang teh yang mengakibatkan Gouverneur Generaal Adriaan Valckenier menjabat th 1737-1741 memberlakukan aneka peraturan untuk mempersulit,membatasi gerak bahkan mengawasi dengan mengenakan aneka surat ijin bagi orang tionghoa. Ini awal orang tionghoa di pisahkan dari warga setempat.
Bahkan pada 25-7-1740 Gouverneur Generaal Adriaan Valckenier memberi perintah untuk melakukan pembantaian terhadap orang tionghoa di Batavia. Akibatnya Gouverneur Generaal Adriaan Valckenier dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah Belanda,tetapi sebelum menjalani hukumannya telah menjadi gila dan meninggal dalam tahanan.*)


Sekalipun penggagas dihukum ,namun ide pemisahan ini terus berlangsung.Bahkan ide pemisahan dipertegas dengan mengeluarkan aneka staatsblad baik untuk orang timur,hindia Kristen dan hindia non Kristen disamping untuk kalang mereka sendiri.
Perbedaan yang semula indah , dipolitisasi untuk kepentingan sesaat bisnis VOC. Ini awal banyak ketentuan diskriminatif yang pada akhirnya justru berdampak kontraproduktif untuk perkembangan bangsa Indonesia dikemudian hari.
Walaupun kemudian Indonesia merdeka namun pola pikir kolonial masih dipertahankan.Ada masa perbedaan menjadi hal tabu .Perayaan kebudayaan orang tionghoa yang sebelumnya rutin menjadi sah untuk dilarang .
Tidak terbatas istilah Tionghoa,istilah berbau asing harus di Indonesiakan. Kalau dinilai tidak sesuai dengan semangat pembangunan diminta hilang atau diganti identitas baru.Bahkan suatu saat tidak hanya harus beridentitas Indonesia , namun dipopulerkan identitas setempat ( identitas jawa tengah) . Tidak disadari bahwa banyak istilah, sebutan yang sudah bukan sekedar trade mark yang bisa diganti-ganti , namun sudah berkembang menjadi brand image bahkan terlanjur sebagai City identity.
Happy restaurant harus ganti nama menjadi Rumah Makan Bahagia.Bahkan ada sebuah Rumah Sakit di Purwokerto yang sudah terlanjur dibangun , atapnya harus dibongkar untuk disesuaikan identitas jawa tengah.Berbahasa mandarin menjadi indicator eksklusive dan tidak mau membaur.Tidak ganti nama ? tidak sesuai semangat asimilasi.Tidak hanya nama , bahkan warna cat pun harus seragam .Sehingga ada satu joke dari Gus Dur (yang dimasa itu masih ketua PBNU –belum presiden).Suatu hari dia akan ke Semarang.Namun ternyata pesawat tidak berangkat. Garuda sudah akan berangkat-batal,Merpati pun sama ,bahkan Sempati pun idem dito.Karena penasaran ,konon Gus Dur cari tahu.Jawabannya mengagetkan. Ternyata pesawat-pesawat tersebut tidak berani landing di bandara Ahmad Yani Semarang karena khawatir kalau warna pesawatnya yang notabene merupakan corporate identity harus dicat ulang dengan warna yang sesuai identitas jawa tengah .
Saya berangan-angan punya kedai mendoan , gudeg di kota London.Namun apa jadinya kalau “pemda” London mewajibkan menggunakan bahasa inggris , sehingga Mendoan harus saya ganti jadi Beancake dan Gudeg menjadi Jogja Food.Meskipun berkesan lebih “local”(di London) namun sepertinya warga Banyumas dan Jogja yang disana akan merasa asing.Bahkan warga London yang suka mendoan dan gudeg menjadi merasa aneh .
Dimasa itu Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda di Medan yang didirikan Sofyan Tan harus berjuang dengan gigih untuk terus mencanangkan murid2nya terbiasa melihat dan menghargai perbedaan sejak dini .Karena perbedaan karunia indah dari Tuhan sehingga hidup menjadi berwarna-warni.Benih bagus ini dengan sekuat tenaga terus disemai agar tumbuh subur digenerasi muda. Keakraban Arab –Tionghoa di kampung pekojan ,Glodog Jakarta Barat yang sudah berlangsung berabad lalu tenggelam ,menjadi tidak berarti ditengah issue eksklusivisme yang menjadi stigma untuk orang tionghoa.

Lumpia,kue Moci,klenteng Sam Po Kong,Toko Oen-Gereja Blendhuk melekat kuat dan identik dengan kota Semarang.Rasanya tidak berlebihan kalau sudah menjadi city identity kota Semarang.City identity ini terbentuk karena proses panjang berabad sebelumnya.Seperti halnya city identity Jogja yang lekat dengan budaya keraton jawa ,kota seniman.Ini semua tidak mudah digantikan dengan yang lain.
Apa jadinya kalau Cheng Ho wajib ganti nama dengan Horanyono ,Toko Oen menjadi –Toko Oenardjo ataupun Gereja Blendhuk harus di bahasa indonesiakan (Gereja Busung),warna-warni kota Semarang harus diseragamkan.Sepertinya wisatawan mancanegara, pedagang antar samudra masa kini, bahkan wisatawan domestik menjadi asing.Kehilangan jati diri , kota Semarang menjadi semakin terdegradasi dari percaturan nasional apalagi international.Sementara kota-kota lain berupaya keras untuk meng global,tidak disadari Semarang yang 600 tahun lalu sebenarnya sudah go international dibuat menjadi go local. Ini barangkali yang membuat ada masa pamor Semarang meredup dan kurang menarik. Perkembangan Semarang tertinggal jauh dan harus dibawah Jakarta, Medan . Padahal secara histories Semarang lebih dulu go international .Mungkin sedikit kota di Jawa bahkan di Nusantara yang menjadi tujuan para pedagang antar samudra dijamannya.Ketertinggalan ini tidak hanya di sektor perdagangan namun juga disektor pariwisata.Sepertinya wisatawan mancanegara menjadi lebih akrab dengan kota Jogja atau Solo daripada kota Semarang.Padahal banyak bangunan kuno yang masih utuh dan dilindungi bisa menjadi obyek yang berdaya tarik luar biasa untuk wisatawan mancanegara maupun domestik bernostalgia.

Bersyukur ,jaman berubah.Pasar malam imlek Kopisemawis, dengan segala kekurangannya yang terus diperbaiki dari tahun ketahun ,digelar dan menjadi pasar malam rakyat banyak. Gambang keromong khas Semarang pun terbangun dari tidur panjangnya.Usai sudah Perayaan peringatan pendaratan Cheng Ho yang mendapat dukungan banyak pihak . Perbedaan yang dulu tabu , sekarang dihargai.Bahasa Mandarin tidak lagi dikaitkan dengan issue pembauran namun disadari bersama sudah menjadi kebutuhan atas tuntutan komunikasi diera Global.Dan yang sangat indah ,pemahaman Pembauran tidak lagi berarti harus serba seragam.Pembauran telah kembali ke khitah nya.Bhineka Tunggal Ika. Ketertiban-kebersihan pedagang kaki lima di area pecinan diharapkan terus berlanjut tidak hanya sesaat karena ada perayaan Cheng Ho.Terus kembangkan Lawang Sewu dan area wisata potensial di kota-kota satelit.Candi Gedong Songo dan kota peristirahatan yang sejuk Bandungan-Kopeng yang bisa dikembangkan menjadi agrowisata buah2an dan bunga.Kendal dengan potensi wisatanya, Demak dengan mesjid legendarisnya. Salatiga sebagai kota pelajarnya Jawa Tengah yang dari mutu tidaklah kalah akan mengimbangi pamor Jogja.Purwodadi dengan Bledhuk Kuwu nya.Semua ini akan semakin terpromosi dan bermanfaat untuk seluruh masyarakat tanpa kecuali.


Kedepan warga semarang harus semakin cerdas dengan gunakan even2 innovatif dan kreatif menggali dan promosi untuk membuat Semarang come back .Bukan tidak mungkin sebagai tujuan wisatawan, kota semarang akan bersaing dengan Jogja-Solo.Sebagai kota perdagangan –dengan fasilitas perhubungan darat-laut-udara, kota Semarang siap bersaing dengan Surabaya-Jakarta-Medan.
Sektor Pariwisata,Budaya dan Perdagangan Kota Semarang tidak boleh kalah dengan sector Olahraga. PSIS sudah go nasional dengan menjadi juara perserikatan PSSI thn 1997 di era Ribut Waidi,Budi Wahyono, Kasiadi cs.

*) Dikutip dari Buku Sapta Pudjangga dan Sedjarah Indonesia-Badan Penerbit Kwa Giok Djing ,Kudus



Semarang ,17-08-2005


(Purnomo Iman Santoso)
Villa Aster II Blok G no. 10,
Srondol,
Semarang 50268