Sebagai orang
biasa, bisa lebih simple melihat karakter para petinggi yang muncul di public.
Memilih
atasan,kalau itu bisa dipilih,(atau pihak –pihak yang berwenang menentukan);haruslah
memilih orang-orang yang punya karakter tanggung jawab dan ksatria. Bagaimana
kompetensi dan profesionalitas?Itu penting. Tapi …Kriteria Tanggung Jawab dan Ksatria
itu mutlak menjadi bekal seorang
atasan karena ini cerminan Leadership dan Integritas. Dalam pemahaman awam; Integritas,
Leadership lebih beorientasi kearah “DNA”/ gesture/watak/ build up/ nurani. Sedangkan
Profesional dan Kompetensi ,sesuatu yang bisa dipelajari,Baik secara akademis
maupun learning by doing.Sifatnya CKD(=complete knock down,bisa di “karoseri”),attribute,title,otak.
DNA identik dengan
genuine,orisinal,natural sehingga akan lebih teruji waktu.Pemahaman
awam,Pemimpin ber DNA adalah Pemimpin yang menggunakan Kecerdasannya secara
Lengkap.(Intelegent Quotient/IQ,Emosional Quotient/EQ,Spiritual Quotient/SQ,Creative
Quotient/CQ,Adversity Quotient/AQ =kecerdasan memecah kebuntuan).
CKD!yach namanya juga barang rakitan,
akan tergantung pihak lain yang merakit.Tidak ada prinsip, kreasi,tak ada terobosan,
karena duplikasi identik pintar. Kepentingan
sesaat jadinya menggoda, muncul setiap waktu sebagai dasar pengambilan
keputusan. Pemimpin dengan penekanan Profesionalisme dan Kompetensi ; IQ,EQ nya
biasanya jauh diatas rata2/unggul.Namun Intelegensi yang lain (SQ,CQ,AQ) bukan
tak punya.Tapi tak terasah,sehingga terlanjur tumpul.Ironisnya, Profesionalisme
dipuja-puja ,dihargai mahal.Integritas dan Leadership yang seharusnya
“DNA”,dipandang remeh.
Sering
dijumpai pemimpin yang tak ber DNA. Meski antara verbal dan bahasa tubuh sering
tidak selaras,namun keunggulan IQ dan EQnya bisa memukau sampai common sense bahkan suara hati lawan
bicara terbonsai,tak bergema.Tanpa “DNA”,potensi menjadi atasan yang tidak mengayomi, terbuka lebar. Berpotensi akan menjadi monster
bagi bawahan meski tampil dengan mimik wajah suci tak berdosa.Pemimpin seperti
ini akan menggunakan filosofi bersepeda,; kebawah
menginjak,keatas mengangguk-angguk.Karena,Profesionalitas dan kompetensinya
bisa digunakan untuk memangsa bawahannya bila terjadi masalah.Profesionalitas
dan kompetensinya (dan mungkin relasi dan koneksinya) hanya akan digunakan
untuk men “jawab” (baca:berdalih,bela diri) terhadap masalah yang ada,yang
ujung2nya tak mau ikut me “n(t)anggung”.Menghadapi atasan (type seperti ini)
,bawahan pasti dalam posisi lemah,karena “sang pimpinan” akan menggunakan
subyektifitas ,kepentingan sesaatnya dan ,bukan tak mungkin,perilaku
otoriternya.(take it or leave it!) .Mungkin
karena S(priritual)Q,C(reative)Q,A(dversity) Quotien nya tercecer dibanding IQ
dan EQ nya yang jauh diatas rata-rata,pemimpin tak ber DNA bisa punya “kecerdasan”
lain yang tak lazim meski kategori menyimpang.”Kecerdasan” mencari kambing
hitam.
Tak ada
manusia yang sempurna.Pangkat,jabatan,status ,tak bisa serta merta menjadikannya
sebagai figure setengah dewa dibanding
orang biasa.Lepas dari kesalahan yang dibuat,ada hikmah positif di
balik setiap masalah yang terjadi.Lepas
dari kesalahan yang (mungkin)terjadi, sebagai awam yang tak biasa berpikir
njlimet,juga yang tak terbiasa bertutur dengan gaya bahasa ningrat dan “darah
biru”,saya sejujurnya sangat respect dengan mantan Pangdam Diponegoro Bpk
Hardiono Saroso.Sikap ksatria tidak hanya dituntut dari bawahan,tapi juga ditunjukkan oleh atasan. Dengan bahasa verbal
selaras bahasa tubuh ,dari awal,secara lugas,tegas ,jelas,spontan dan dari
hati, beliau mengatakan berTanggung Jawab!.Tak urung, dengan segala keawaman ,saya
merasakan inilah contoh Pemimpin ber DNA.
“… harus berani mengambil sikap.Kendati
pilihan itu taruhannya adalah jabatan bahkan nyawa…”
Sangat Setuju
Bapak.Sikap lebih jujur dari kata-kata bertata bahasa sorgaloka sekalipun.Saya
melihat sikap yang diambil lebih dari sekedar solidaritas.Tapi itu semua ujud
dari character Bertanggung jawab dan Ksatria seorang Pemimpin,bukan dalam
bentuk sabda ,namun Perilaku Nyata.Tanpa perlu dikemas- dengan istilah Strong
Leader.Apa artinya Strong Leader bila
saat ada masalah, membebankan ke bawahan meski dikemas dengan dalih berbahasa
tingkat tinggi “kesalahan prosedur”?
Tetap Sehat,Tetap Sukses,Bapak.Bukan bermaksud
pembenaran untuk masalah yang tidak paham,tapi yakinlah banyak dari 250 juta
penduduk Indonesia yang bisa melihat
secara obyektif.Teringat ungkapan entah dibaca dimana,bahwa menjadi pimpinan
memang harus berani tidak popular(demi
kepentingan rakyat banyak tentunya).Ada betulnya.Kenapa?karena pimpinan
adalah sosok yang melihat kedepan lebih jauh dari jangkauan yang dilihat masyarakat
yang dipimpinnya.Salah – Benar selalu ada waktunya.Karena itu masalah Jarak
Pandang.
Semoga system
di Indonesia semakin menghargai sepantasnya dan memberi ruang lebih luas
munculnya para pemimpin yang ber DNA/build up,apapun latar belakangnya..Bukan hanya
pemimpin “rakitan”/ CKD yang muncul, meski diberi kemasan Profesional . Pimpinan Ber DNA biasanya sudah dilengkapi
profesionalisme dan Kompetensi.Namun, Pemimpin Profesional-Kompeten belum tentu
ber DNA seorang Pemimpin.Masyarakat kita merindukan keteladanan Pemimpin
Sejati.
Semarang ,12-4-2013
(Purnomo Iman
Santoso-EI)
Villa Aster II
Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50268