AWAL Oktober 2011(tahun
lalu),rumah saya kedatangan tamu tidak istimewa.Dikatakan tidak istimewa
,karena sang “tamu” adalah induk kucing bersama kedua anaknya.Sang tamu ini
selalu sedang menyusui dua anaknya tepat di depan pintu masuk rumah,saat saya
pulang.
Saya dari kecil adalah pecinta anjing.Dengan mahluk
ciptaan Tuhan bernama kucing,meski tidak benci,tapi sejujurnya sangat tidak suka.Segudang
alasan secara fasih terucap untuk menjelaskan ketidak sukaan saya terhadap
kucing.Pengalaman masa kecil,masih tergambar jelas ketika si macan,demikian
nama kucing kesayangan kakak saya ,mencuri makanan di meja makan keluarga.Hingga,saat
kos di Gg Bromo,Mrican,Jogjakarta,sepulang kuliah siang hari,dengan berurai
peluh dan perut keroncongan,tiba di kos,ternyata rantangan makan siang saya
sudah tumpah berantakan di acak2 kucing.Belum lagi,kucing suka minggat,meski
disayang tuannya.
Sehingga kehadiran kucing di depan pintu rumah, saya
tanggapi dengan dingin.Yang membuat tidak tega untuk mengusir,hanyalah karena
setiap saya mau masuk rumah,induknya sedang menyusui anak-anaknya.Dalam
hati,saya berujar,nanti kalau agak gede,kalau tidak pergi dengan sendirinya,ya
paling saya akan usir.
Hanya berselang minggu,induk dan salah satu anaknya
menghilang.Tapi yang seekor ditinggal,dan tidurnya persis di depan pintu
rumah.Tahun sebelumnya ada kejadian serupa,sang anak kucing saya bawa menjauh
dari rumah kemudian saya lepas di semak2.Tapi yang kali ini,entah kenapa,saya
merasa tak tega.Sambil lalu saja saya beri sisa makanan,dan juga saya belikan
susu cair.
Sang anak kucing bertumbuh sehat,dan entah dari mana,dia
akan berlari-lari kerumah dan nunggu di depan pintu,begitu mendengar suara
mobil saya datang.Awalnya masih saya abaikan. Suatu hari,tahu-tahu si kucing
kecil menerobos masuk ke dalam rumah dengan menggondol sesuatu yang saya kira
tali.Ternyata setelah saya amati seksama,yang digigitnya adalah seekor ular(!).Bangkai
ular saya ambil,untuk saya buang.Kemudian balik ke rumah.Haaah ternyata si
kucing sudah menggigit satu ular lagi.Luar Biasa!
Ternyata ,pohon mangga tetangga di tebang,di sela2 kayu
banyak ular.Wah hebat juga kucing ini.Akhirnya si kucing kecil saya beri nama
Mero.(Mero adalah salah satu anjing kesayangan saya yang sudah tiada.Anjing
berkarakter bagus dan pemberani).
Si Mero,demikian kucing ini saya panggil,selalu berusaha
dekat2 saya.Kalau saya sedang nonton
TV,dengan mengendap-endap duduk dipangkuan saya untuk kemudian tidur pulas.
Bahkan kalau saya tidak sigap,saat malam hari tahu-tahu sudah masuk ke
kamar,dan akan tidur di dekat kepala atau masuk ke dalam selimut. Seolah dia
tidak tahu bahwa saya anti kucing.
Melihat kelakuannya,lama-lama hati saya luluh juga.Secara
tak sadar ,saya selalu mencari-cari kalau si Mero tidak nongol di rumah.Mero
kucing pemberani.Suatu hari,saya sempat terpancing emosinya saat seekor kucing
liar besar dengan arogan menerkamnya.Saya tangkap “sang jagoan” yang sedang
asyik bergumul,saya hajar ganti sampai babak belur juga.
Sampai suatu hari di awal Februari 2012,kebetulan saya
agak kurang enak badan,dan pas sendirian di rumah.Sejak sore hari si Mero
menghilang,namun karena badan kurang fit,saya tinggal tidur.Tengah malam,hujan
gerimis,si Mero mengeong di depan pintu rumah minta masuk,namun karena baru kurang
sehat, saya biarkan saja,tidak bukakan pintu.
Pagi hari,tak seperti biasanya si Mero tak
nongol.Kebetulan hari itu istri dan anak saya pulang dari bepergian.Baru esok
harinya,si Mero nongol ,itupun di depan rumah tetangga sebelah.Tidak biasa-biasanya!Karena
biasanya begitu tahu istri dan anak saya, pasti langsung mendekat,tapi pagi itu
si Mero hanya terdiam.Mujab,Tukang sayur, bilang kalau kucing ini sakit.Larissa,anak
saya mengangkat si Mero ke dalam rumah.Betul ternyata sakit.Seharian kita
bertiga berusaha sepenuh hati mengobati,ternyata menjelang petang,si Mero
menghembuskan nafas terakhir.Istri dan anak saya berlinang air mata.Saya
sendiri tercenung tak bisa berkata-kata.Dalam hati saya bergumam ”Hanya
kucing,binatang yang tidak saya suka,kenapa membuat saya seperti ini ya”? Ada rasa penyesalan,kenapa malam-malam waktu minta masuk
tidak saya bukakan pintu.
Petang itu juga si Mero saya kebumikan..Pikiran saya
program,”ahhhh hanya kucing....” Saya juga bukan orang sentimentil,tapi tidak
tahu kenapa petang itu hati terasa sedih.Kami bertiga makan malam seolah tanpa
selera.Ada sesuatu yang hilang.......
Selang beberapa hari,saya seperti disadarkan.Tiga
setengah bulan si mero ”ditugaskan” bersama saya seperti untuk menyampaikan suatu pesan.Sebagai orang yang tidak suka
kucing,saya seperti sedang disuguhi
kisah nyata.Bahwa sebagai sesama CiptaanNYA tak sepantasnya kita saling tak
menyukai,saling mencurigai apalagi membenci.
Ah mero... mero..,AJARAN
CINTA SESAMA DARI SEEKOR KUCING. .....meski mero hanyalah seekor kucing... dalam
hati saya memanjatkan doa tulus ikhlas...... semoga mendapat tempat yang layak
disisiNYA.Amin.
Semarang
,20-9-2012
(Purnomo Iman Santoso-EI)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50263