Setiap 17 Agustus saat SD hingga SMA,ada
kewajiban ikut upacara .Apalagi siswa klas 1 SMP/SMA, wajib ikut upacara di
lapangan.Guru tanamkan pengertian bahwa itu semua untuk menumbuhkan kecintaan
kepada negara kita.
Belakangan ada pencerahan.Cinta
Negara bisa ditunjukkan dengan banyak cara,oleh siapa saja.Tak sebatas upacara,yang
bermobil dinas, ataupun yang berkantor di gedung pemerintah.Ternyata,awam bisa lakukan
tak kalah kadarnya. Peraih prestasi olahraga
mengharumkan negara. Guru,sang Pahlawan tanpa tanda jasa. Predikat
Pahlawan Devisa untuk TKI/TKW.Pelestari Kuliner Nusantara yang terus merangsek
maju meski kuliner asing diijinkan merajalela mengkudeta selera makan generasi
muda. Pedagang,pengusaha terus pertahankan eksistensinya meski jadi langganan
pungli.Tak peduli ramai atau sepi buka toko tepat waktu melayani kebutuhan
masyarakat.Setidaknya ikut berkontribusi Rupiah berdaulat dinegara sendiri. Pelaku
industry kreatif yang terus gigih bertarung agar ke arifan local ikut mengantar
bangsa berjaya. Meski ironisnya untuk berkarya kreatifpun perlu minta ijin,mengurusnya
korbankan waktu produktifnya demi menghadapi spirit“kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah”. Para petani (beras,
garam,tebu dll),peternak ,terus bekerja meski diserbu komoditi sejenis yang
selalu ada dalih untuk diimport. Masyarakat tetap memutar roda ekonomi sekuat asa
dan tenaga,meski hanya bisa mengelus dada, trenyuh saksikan Indonesia yang dulu
anggota OPEC(Negara pengeksport minyak)kini jadi negara pengimport minyak.Istilah
Oil Boom berkonotasi ekstrim berbeda.Kenaikan
harga minyak dunia tak lagi jadi berkah,melainkan jadi “musibah”. Masyarakat
hanya bisa gigit jari,tapi tetap berkarya terbaik saat pemilikan perusahaan
vital,telkom hingga perbankan bisa
dikuasai asing dan sah secara UU. Gombloh,IwanFals ,Franky(alm) Slank,Netral,Cokelat,
lagu-lagunya membangkitkan patriotisme.Lagu yang lahir dari hati dan realita
sehari-hari,bukan order petinggi.Pengrajin sepatu Cibaduyut terus bersaing dengan
sepatu import, meski tahu negaranya dibuka lebar jadi pasar negara maju hanya
demi predikat anggota G20.
Orang biasa tak
lagi bisa dianggap pelengkap penderita,dipandang sebelah mata, hanya karena tak
piawai pidato,tak terampil upacara dan tak berseragam penuh lencana. Realitanya
banyak yang punya karya penuh spirit Cinta(bahkan Bela) Negara Indonesia . Acara
Kick Andy, rutin dan tak ada habisnya tayangkan
orang biasa yang karyanya luar biasa. Hebatnya,karya mereka tak menunggu
kucuran Anggaran Negara.Yang penyerapannya,(bukan mutu dan manfaatnya),
dikaitan dengan kinerja.
Proklamasi Malaysia 31-8-1957, Singapore 9-8-1965.Membandingkan dengan kemajuan Negara tetangga ini bisa
diprotes para elite”….mereka Negara
kecillll.Indonesia?17 ribu pulau
nak…Negaranya luasssss”.Tapi bagaimana kalau menengok kemajuan Republik
Rakyat Tiongkok yang proklamasi 1 Oktober 1949. RRT penduduk terbanyak di dunia,
luas wilayah ke-4 terbesar didunia
Kedepan, harus
jernih.Siapakah yang lebih Merah-Putih.Rakyatnya atau wakilnya. Siapa yang
lebih Hebat.Orang biasa atau Elitenya.Harus cermat.Mana yang Terhormat karena
bela kepentingan rakyat,dan mana yang gila hormat. 69 tahun sudah usia
kemerdekaan Indonesia.Saatnya elitenya berlomba dengan orang biasa yang berswadaya-swasembada untuk ujudkan
karya nyata yang berpihak ke bangsa Indonesia. Agar rakyat Indonesia segera Adil
Makmur Sejahtera secara merata. Kita kan lebih “senior” dari RRT dan Malaysia. Apalagi Singapura.
Semarang
,28 Oktober - 2014
(Purnomo
Iman Santoso-EI),
Villa Aster
II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang
50268