Setelah sempat 2 kali kalah oleh kebimbangan dan urung hadir di acara sebelumnya, kali ini ,seperti biasa, harus keras pada diri sendiri. Saya putuskan harus hadir. Sekaligus untuk melatih diri agar kuat menghadapi plus mengatasi pergumulan apapun .Dan untuk wujudkan komitmen menjadi pembelajar seumur hidup dengan terus menambah wawasan juga praktek.
15
April 2019,Senin,Topik kali ini membahas tentang market update terkait
produk Asuransi oleh team Bank Assurance sebuah bank besar berkaliber
Internasional.
Produk
yang dipromosikan adalah Asuransi jiwa namun ada pertanggungan kesehatan, juga
mendapat manfaat investasi cukup besar sampai usia cukup panjang (99
thn? Seingat saya). Manfaat Investasi Akan gugur bila tertanggung
meninggal lebih dari usia yang ditanggung. Ada pertanggungan untuk
perawatan Rumah Sakit dengan berbagai kriteria penyakit hingga 5 x dari
premi yang dibayar / thn,yang dibayarkan selama 7 x = 7 tahun ( mudah2an tak gagal paham)
Wajar, sudah membayar premi mahal - mahal maka merasa harus mendapat manfaat yang setimpal dan optimal.
Ada
satu peserta yang membahas agak berbeda. Perlakuan atas pembayaran
premi asuransi, boleh tidak menjadi komponen biaya perusahaan untuk kemudian Labanya dikenakan
pajak(Earning After Tax)? Mungkin,karena polis qq perusahaan? (Dengan harapan tidak dimasalahkan
lagi oleh pajak di pelaporan SPT pribadi...kira-kira ini arahnya?) . Jawaban masih
mengambang karena konon masing konsultan pajak beri jawaban
berbeda-beda(?)
Yang
menarik namun ironis,(demi manfaat optimal ?)terkesan audience sangat antusias membahas tentang
manfaat memiliki polis bila sakit yang berat berat/"serem2",Rawat inap di
Rumah Sakit mahal, di Rumah Sakit terkenal Luar Negeri dst dst.
(Dalam hati bergumam " Semahal-mahalnya","seterkenal-terkenalnya" tapi tetap lah Rumah Sakit ....bukan RUMAH SEHAT)
Dalam
pemahaman saya yang masih sangat dangkal, Asuransi awalnya bisa jadi memanfaatkan kearifan spirit (kebersamaan)sosial.Yang kemudian dikemas jadi produk keuangan kapitalis agar dana
yang terhimpun bisa dikapitalisasi dan menjadi pendapatan/keuntungan bagi
perusahaan pengelola asuransi. Singkatnya, spirit awalnya adalah Gotong
Royong.
Dalam
perkembangannya Asuransi menjadi industri yang menguntungkan.Antar perusahaan asuransipun bersaing ketat. Agar tetap dan terus
exist, selain berkreasi di produk,(termasuk produk asuransi kesehatan diantaranya) juga
di "pembagian" keuntungan ke pemegang polis. Sehingga semakin marak produk asuransi yang
juga berkonten investasi.Tidak ada yang salah,Perusahaan Asuransi tak boleh lagi "serakah"
Wajar memperhitungkan
nilai investasi, termasuk ingin
meninggalkan Warisan/legacy .Bagian upaya wujudkan sayang keluarga . Masih sepakat.
Tapi
membeli polis dengan fokus diri sendiri sakit,itupun "menu" sakit
yang "spesial", sakit yang mahal......hhhmmmmm........???Sempat terpikir,jangan-jangan paradigma ini muncul karena selalu di"edukasi"kan oleh Industri Asuransi saat berjualan...
Atau ada ekses/"side effect" dimana, beli polis asuransi + cover penyakit serem2 + rawat inap di RS Terkenal LN = life style...???
Mencoba berpikir jernih.Mungkin ybs tidak ingin merepotkan sanak keluarganya. Dari segi biaya ada benarnya. Tapi namanya ada keluarga
sakit, meski si penderita sudah dicover banyak polis asuransi, dengan nilai
pertanggungan besar, tetaplah menjadi beban (terutama) pikiran.Tidak hanya bagi keluarga tapi juga/apalagi bagi si penderita. Sangat Tidak Nyaman.
Haruskah ikut asuransi dengan men "setting" paradigma diri
sendiri sakit.. Padahal ada banyak pendapat penyebab penyakit (justru bisa)karena (sugesti) Pikiran.
Merenung-renung ,berandai andai membeli polis asuransi, saya akan tetap focuskan hanya pada Legacy dan Gotong Royong saja. Legacy dengan
harapan pembayaran premi juga ada porsi investasi yang menguntungkan.Syukur-syukur
kelak saat jatuh tempo masih bisa menikmati.Kalaupun tidak, bisa
meninggalkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi orang2 yang dicintai .
Pertimbangan Gotong Royong sangat utama. Tidak apa bayar premi asuransi.Hitung-hitung untuk gotong royong membantu yang sakit.
Saya sendiri
terus berpola hidup Sehat dan mohon terus di beri kesehatan prima, Surplus, Mandiri dan Berkontribusi(sebagai pewujudan ungkapan rasa syukur).Sepanjang hayat dan sampai saat
pinjaman waktu habis nanti.
Imaginasi saya mendadak buyar berkeping keping saat seseorang mendatangi sambil berujar:"Acara sudah selesai, kalau mau ditinggal silahkan"
Sayapun patuh. Segera beranjak pulang