Sunday, April 21, 2019

Asuransi:Sakit,NO! SEHAT, YES!!!!! (Amin)



Setelah sempat 2 kali kalah oleh kebimbangan dan urung hadir di acara sebelumnya, kali ini ,seperti biasa,  harus keras pada diri sendiri. Saya putuskan harus hadir. Sekaligus untuk melatih diri agar kuat menghadapi plus mengatasi pergumulan apapun .Dan untuk wujudkan komitmen menjadi pembelajar seumur hidup dengan terus menambah wawasan juga praktek.
15 April 2019,Senin,Topik kali ini membahas tentang market update terkait produk Asuransi oleh team Bank Assurance sebuah bank besar berkaliber Internasional.
Produk yang dipromosikan adalah Asuransi jiwa namun ada  pertanggungan kesehatan, juga mendapat manfaat investasi cukup besar sampai usia cukup panjang (99 thn? Seingat saya).  Manfaat Investasi Akan gugur bila tertanggung  meninggal lebih dari usia yang ditanggung. Ada pertanggungan untuk perawatan Rumah Sakit dengan berbagai kriteria penyakit hingga 5 x dari premi yang dibayar / thn,yang dibayarkan selama 7 x = 7 tahun  ( mudah2an tak gagal paham) 

Wajar, sudah membayar premi mahal - mahal maka merasa harus mendapat manfaat yang setimpal dan optimal. 

Ada satu peserta yang membahas agak berbeda. Perlakuan atas pembayaran premi asuransi, boleh tidak menjadi komponen biaya perusahaan untuk kemudian Labanya dikenakan pajak(Earning After Tax)? Mungkin,karena polis qq perusahaan? (Dengan harapan  tidak dimasalahkan lagi oleh pajak di pelaporan SPT pribadi...kira-kira ini arahnya?) . Jawaban masih mengambang karena konon masing konsultan pajak beri jawaban berbeda-beda(?)

Yang menarik namun ironis,(demi manfaat optimal ?)terkesan audience sangat antusias membahas tentang manfaat memiliki polis bila sakit yang berat berat/"serem2",Rawat inap di Rumah Sakit mahal, di Rumah Sakit terkenal Luar Negeri dst dst.
(Dalam hati bergumam " Semahal-mahalnya","seterkenal-terkenalnya" tapi tetap lah Rumah Sakit ....bukan RUMAH SEHAT)

Dalam pemahaman saya yang masih sangat dangkal, Asuransi awalnya bisa jadi memanfaatkan kearifan spirit (kebersamaan)sosial.Yang kemudian dikemas jadi produk keuangan kapitalis agar dana yang terhimpun bisa dikapitalisasi dan menjadi pendapatan/keuntungan bagi perusahaan pengelola asuransi. Singkatnya, spirit awalnya adalah Gotong Royong. 
Dalam perkembangannya Asuransi menjadi industri yang menguntungkan.Antar perusahaan asuransipun bersaing ketat. Agar tetap dan terus exist, selain berkreasi di produk,(termasuk produk asuransi kesehatan diantaranya) juga di "pembagian" keuntungan ke pemegang polis. Sehingga semakin marak produk asuransi yang juga berkonten investasi.Tidak ada yang salah,Perusahaan Asuransi tak boleh lagi "serakah"

Wajar memperhitungkan nilai investasi, termasuk ingin meninggalkan Warisan/legacy .Bagian upaya wujudkan sayang keluarga . Masih sepakat. 

Tapi membeli polis dengan fokus  diri sendiri sakit,itupun "menu" sakit yang "spesial", sakit yang mahal......hhhmmmmm........???Sempat terpikir,jangan-jangan paradigma ini muncul karena selalu di"edukasi"kan oleh Industri Asuransi saat berjualan...
Atau ada ekses/"side effect" dimana,  beli polis asuransi + cover penyakit serem2 + rawat inap di RS Terkenal LN = life style...???
Mencoba berpikir jernih.Mungkin ybs tidak ingin merepotkan sanak keluarganya. Dari segi biaya ada benarnya. Tapi namanya ada keluarga sakit, meski si penderita sudah dicover banyak polis asuransi, dengan nilai pertanggungan besar, tetaplah menjadi beban (terutama)  pikiran.Tidak hanya bagi keluarga tapi juga/apalagi bagi si penderita. Sangat Tidak Nyaman.

Haruskah ikut asuransi dengan men "setting" paradigma diri sendiri sakit.. Padahal ada banyak pendapat penyebab penyakit  (justru bisa)karena (sugesti) Pikiran. 

Merenung-renung ,berandai andai  membeli polis asuransi, saya akan tetap focuskan hanya pada Legacy dan Gotong Royong saja. Legacy dengan harapan pembayaran premi juga ada porsi investasi yang menguntungkan.Syukur-syukur  kelak saat jatuh tempo masih bisa menikmati.Kalaupun tidak,  bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi orang2 yang dicintai .
Pertimbangan Gotong Royong sangat  utama. Tidak apa  bayar premi asuransi.Hitung-hitung untuk gotong royong membantu yang sakit.

Saya sendiri  terus berpola hidup Sehat dan  mohon terus di beri kesehatan prima, Surplus, Mandiri dan Berkontribusi(sebagai pewujudan ungkapan rasa syukur).Sepanjang hayat dan sampai saat pinjaman waktu habis nanti. 

Imaginasi saya mendadak buyar berkeping keping saat seseorang  mendatangi sambil berujar:"Acara sudah selesai, kalau mau ditinggal silahkan"

Sayapun patuh. Segera beranjak pulang
(LIFO,Last In First Out-Datang paling Akhir,Pulang paling Awal)


Semarang, 21 April 2019
Habis Gelap,Terbitlah Terang