Tayangan
pelatihan monyet sedikit banyak telah menguak cara-cara yang sulit dilukiskan dengan
kata-kata .Apapun istilahnya , menjurus perilaku seperti psikopat.Lebih tepat diartikan sebagai
penyiksaan yang dinikmati dengan dalih pelatihan.
2 tahun lalu mengambil anak anjing lokal.Anjing
kecil ini warnanya terjelek dibanding sekandungnya. Kenapa dipilih,tidak tahu.Mungkin
sudah jodoh.Doreng seperti heyna dan ada luka di dahinya. Konon,luka ini karena
dihajar tetangga.Esoknya, dimandikan. Saat rantai terpasang, berontak, liar, histeris,bahkan
berapa kali menggigit. Menjadi mulai tenang saat badannya disabun,disiram air
pelahan, semakin tenang ketika dikeringkan, diajak jemur. Dari cerita,baru
tahu,kalau anjing akan dikonsumsi, disamping diikat, ada yang dengan proses
dibenamkan di air dulu,kemudian dipukul kepalanya sampai meregang nyawa.Ini tampaknya
penyebab kenapa histeris. si Mopi,demikian anjing ini diberi nama, disamping
luka fisik juga ternyata ada luka batin. Karena dimandikan rutin, semakin
paham.Hanya saja luka batinnya tak serta merta sembuh.Kepercayaan tumbuh baik,semakin
ceria,hormat,meski juga bandel.Namun terhadap orang asing tetap ada curiga.
Ibarat kertas yang pernah diremas,tak serta merta pulih seperti sedia kala.Saat
ini mopi sudah tumbuh besar,banyak kemajuan,dan yang melihat biasanya
menyanjung …wah keren ya...
Dua kali mengunjungi Jatim Park II di
Batu,Malang.Kebun Binatang rapi,bersih,tertib.Satwa terawat sehat.Tapi sampai
area anak harimau putih yang lucu, ada
sesuatu yang dirasa mengganggu. Wajar,meski “balita”, harimau tetaplah binatang
buas, sehingga harus dirantai.Tapi,setelah dicermati harimau “balita” itu
lehernya dipasang rantai yang akan memaksa terus merunduk tiarap berjam-jam.Bila
ingin bangkit,sekedar menegakkan kepalanya, sang pawang dengan tangkas dan
sistematis akan menariknya. Jadi teringat anak balita yang rewel,merengek, menangis
saat digendong minta turun. Kerewelan karena badannya pegal digendong seharian dan
pingin bergerak/ jalan, melemaskan otot-ototnya.Betapa capai lehernya/badannya
yang dikekang dalam posisi statis demi tip Rp. 10.000-20.000,-- (untuk sang
pawang) setiap kali berfoto dengan sianak harimau.Demi tip, sang pawang
sebetulnya (tak) sadar menyiksa sang anak harimau.Anak Harimau tak bisa
merengek,meski badannya pegal semua.Mirip dengan pawang topeng monyet,
eksploitasi satwa.Bahkan demi mengoptimalkan pendapatan, Baby Zoo pun digunakan
untuk menarik pengunjung.Bukankah tidak beda dengan anak manusia,baby binatang
juga perlu istirahat,belum lagi rawan tertular kuman.
Pada suatu kesempatan berbincang dengan
kenalan yang generasi tua.Diceritakan bahwa sekarang daging (ayam,sapi) tak
seenak dulu.Tahu sebabnya? saya jawab karena makanannya sekarang tidak alami,
hasil industry pakan ternak.Ternyata beliau punya pandangan berbeda.
Diceritakan,jaman dulu sebelum memotong ;ayam,sapi dll, didoakan dengan sepenuh
hati.Hewan dibuat tenang jiwanya, sebelum meregang nyawa.Konon karena dibuat
ikhlas,akibatnya otot-ototnya relaks. Dagingnya pun lebih enak, daging lebih
berkualitas.Analisa ini ada benarnya. Dijalan kita sering melihat berkeranjang
ayam potong diangkut. Ditumpuk,dibonceng dengan kepala dibawah,dan segala
perlakuan seperti membawa benda (mati),mudah dijumpai.Di teve sering
ditayangkan sapi lari ke jalan sebelum ditangkap beramai-ramai.Tentunya sudah
ada ketegangan, kengerian sebelum dilakukan proses pemotongan. Apalagi bila doa
dipanjatkan hanya sebagai formalitas procedural rutinitas. Konon aturan hingga
Undang-Undang untuk mengatur memelihara satwa
sudah ada. Bahkan Rumah Pemotongan Hewan ternak aturanpun sudah
lengkap.Mungkin tinggal dalam pelaksanaannya harus ada kesadaran untuk berperikemanusiaan
dan beradab. Bagaimanapun,meski hewan dianggap derajadnya lebih rendah dari manusia,
namun hewan adalah makhluk berjiwa,yang juga ciptaanNYA.Apalagi sebagai manusia
konon kita diciptakan lebih mulia.Dengan segala kelebihannya,kalaupun tak bisa
menyayangi,tak sepatutnya menyiksa ataupun semena-mena.Meski ada hewan yang
diopinikan tidak disukai dengan berbagai alasan dan pertimbangan,ada juga yang dianggap
sebagai hama,namun semua itu tetap ciptaanNYA.Saat diberi predikat hama,sering karena
keseimbangan ekologinya dirusak manusia.Jadi tak semestinya bila mau konsumsi
dagingnya namun prosesnya diskriminatif,dengan cara ala pembantaian, misalnya. Bahkan
para pemburu pun tak serta merta asal main tembak.Ada target agar satwa tidak menderita saat
meregang nyawa.Saatnya tidak melanggar HAM.Bukan hanya Hak Asasi Manusia.Tapi
juga tidak melanggar Hak Asasi Monyet,Hak Asasi Macan,Hak Asasi(semua) Makhluk
ciptaanNYA.
Semarang , 15 Januari-2014
(Purnomo
Iman Santoso-Wiraswasta penggiat Industry Kreatif),
Villa Aster
II Blok G no. 10,
Srondol, Semarang 50268