Wednesday, January 15, 2014

Jangan Langgar "HAM"



Tayangan  pelatihan monyet sedikit banyak telah menguak  cara-cara yang sulit dilukiskan dengan kata-kata .Apapun istilahnya , menjurus perilaku  seperti psikopat.Lebih tepat diartikan sebagai penyiksaan yang dinikmati dengan dalih pelatihan.
2 tahun lalu mengambil anak anjing lokal.Anjing kecil ini warnanya terjelek dibanding sekandungnya. Kenapa dipilih,tidak tahu.Mungkin sudah jodoh.Doreng seperti heyna dan ada luka di dahinya. Konon,luka ini karena dihajar tetangga.Esoknya, dimandikan. Saat rantai terpasang, berontak, liar, histeris,bahkan berapa kali menggigit. Menjadi mulai tenang saat badannya disabun,disiram air pelahan, semakin tenang ketika dikeringkan, diajak jemur. Dari cerita,baru tahu,kalau anjing akan dikonsumsi, disamping diikat, ada yang dengan proses dibenamkan di air dulu,kemudian dipukul kepalanya sampai meregang nyawa.Ini tampaknya penyebab kenapa histeris. si Mopi,demikian anjing ini diberi nama, disamping luka fisik juga ternyata ada luka batin. Karena dimandikan rutin, semakin paham.Hanya saja luka batinnya tak serta merta sembuh.Kepercayaan tumbuh baik,semakin ceria,hormat,meski juga bandel.Namun terhadap orang asing tetap ada curiga. Ibarat kertas yang pernah diremas,tak serta merta pulih seperti sedia kala.Saat ini mopi sudah tumbuh besar,banyak kemajuan,dan yang melihat biasanya menyanjung …wah keren ya...
Dua kali mengunjungi Jatim Park II di Batu,Malang.Kebun Binatang rapi,bersih,tertib.Satwa terawat sehat.Tapi sampai area  anak harimau putih yang lucu, ada sesuatu yang dirasa mengganggu. Wajar,meski “balita”, harimau tetaplah binatang buas, sehingga harus dirantai.Tapi,setelah dicermati harimau “balita” itu lehernya dipasang rantai yang akan memaksa terus merunduk tiarap berjam-jam.Bila ingin bangkit,sekedar menegakkan kepalanya, sang pawang dengan tangkas dan sistematis akan menariknya. Jadi teringat anak balita yang rewel,merengek, menangis saat digendong minta turun. Kerewelan karena badannya pegal digendong seharian dan pingin bergerak/ jalan, melemaskan otot-ototnya.Betapa capai lehernya/badannya yang dikekang dalam posisi statis demi tip Rp. 10.000-20.000,-- (untuk sang pawang) setiap kali berfoto dengan sianak harimau.Demi tip, sang pawang sebetulnya (tak) sadar menyiksa sang anak harimau.Anak Harimau tak bisa merengek,meski badannya pegal semua.Mirip dengan pawang topeng monyet, eksploitasi satwa.Bahkan demi mengoptimalkan pendapatan, Baby Zoo pun digunakan untuk menarik pengunjung.Bukankah tidak beda dengan anak manusia,baby binatang juga perlu istirahat,belum lagi rawan tertular  kuman.
Pada suatu kesempatan berbincang dengan kenalan yang generasi tua.Diceritakan bahwa sekarang daging (ayam,sapi) tak seenak dulu.Tahu sebabnya? saya jawab karena makanannya sekarang tidak alami, hasil industry pakan ternak.Ternyata beliau punya pandangan berbeda. Diceritakan,jaman dulu sebelum memotong ;ayam,sapi dll, didoakan dengan sepenuh hati.Hewan dibuat tenang jiwanya, sebelum meregang nyawa.Konon karena dibuat ikhlas,akibatnya otot-ototnya relaks. Dagingnya pun lebih enak, daging lebih berkualitas.Analisa ini ada benarnya. Dijalan kita sering melihat berkeranjang ayam potong diangkut. Ditumpuk,dibonceng dengan kepala dibawah,dan segala perlakuan seperti membawa benda (mati),mudah dijumpai.Di teve sering ditayangkan sapi lari ke jalan sebelum ditangkap beramai-ramai.Tentunya sudah ada ketegangan, kengerian sebelum dilakukan proses pemotongan. Apalagi bila doa dipanjatkan hanya sebagai formalitas procedural rutinitas. Konon aturan hingga Undang-Undang untuk mengatur memelihara satwa  sudah ada. Bahkan Rumah Pemotongan Hewan ternak aturanpun sudah lengkap.Mungkin tinggal dalam pelaksanaannya harus ada kesadaran untuk berperikemanusiaan dan beradab. Bagaimanapun,meski hewan dianggap derajadnya lebih rendah dari manusia, namun hewan adalah makhluk berjiwa,yang juga ciptaanNYA.Apalagi sebagai manusia konon kita diciptakan lebih mulia.Dengan segala kelebihannya,kalaupun tak bisa menyayangi,tak sepatutnya menyiksa  ataupun semena-mena.Meski ada hewan yang diopinikan tidak disukai dengan berbagai alasan dan pertimbangan,ada juga yang dianggap sebagai hama,namun semua itu tetap ciptaanNYA.Saat diberi predikat hama,sering karena keseimbangan ekologinya dirusak manusia.Jadi tak semestinya bila mau konsumsi dagingnya namun prosesnya diskriminatif,dengan cara ala pembantaian, misalnya. Bahkan para pemburu pun tak serta merta asal main tembak.Ada  target agar satwa tidak menderita saat meregang nyawa.Saatnya tidak melanggar HAM.Bukan hanya Hak Asasi Manusia.Tapi juga tidak melanggar Hak Asasi Monyet,Hak Asasi Macan,Hak Asasi(semua) Makhluk ciptaanNYA.
Semarang , 15 Januari-2014
(Purnomo Iman Santoso-Wiraswasta penggiat Industry Kreatif),
Villa Aster II Blok G no. 10,
Srondol, Semarang 50268